Rabu, 19 November 2025

Murianews, Rembang – Alvian Tunis Ernawan, warga Desa Mrayun, Kecamatan Sale, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah kini dikenal sebagai seorang petani milenial yang cukup sukses.

Hal ini berkat keberhasilannya melakukan budidaya selada jenis Jonction Rijk Zwaan (RZ) dari Belanda dengan metode hidroponik. Siapa sangka, keberhasilan ini awalnya bermula dari coba-coba.

Alvian mengungkapkan, ide untuk menanam selada ini muncul saat pandemi Covid-19. Dengan perkuliahan daring yang membuatnya ingin melakukan sesuatu yang produktif, terutama yang berkaitan dengan pendidikan yang ia jalani.

”Coba-coba waktu corona, dulu saya kuliah di UMK (Universitas Muria Kudus). Libur selama pandemi, kuliahnya jadi daring. Terus saya buat hidroponik di halaman depan dan belakang rumah, yang dulu ada pohon jati saya tebang,” ceritanya, dilansir dari laman Pemkab Rembang.

Ilmu tentang budidaya hidroponik diperolehnya di bangku kuliah. Ketertarikan pada jurusan ini muncul karena potensi pertanian di daerah Sale yang menjanjikan. Awalnya, ia membuat hidroponik dengan 100 lubang dan menanam tiga jenis sayuran, yakni pakcoy, sawi, dan selada. Namun, ia kemudian memutuskan untuk fokus pada selada karena harganya yang lebih terjangkau, sekitar Rp 25 ribu per kilogram.

Alvian mengakui bahwa ia menghadapi beberapa kegagalan di awal budidaya hidroponik. Namun, kegagalan tersebut justru membuatnya semakin termotivasi untuk belajar.

”Saya mulai budidaya ini tahun 2021, dan baru bisa rutin panen setiap hari di tahun 2024 ini,” imbuhnya.

Saat ini, dengan 5.000 lubang hidroponik, Alvian dapat memanen sekitar 20 kilogram selada setiap hari. Hasil panennya dijual tidak hanya di Kecamatan Sale, tetapi juga di Jatirogo, Tuban. Selain dipasarkan di pasar tradisional, selada ini juga banyak diminati oleh warung makan dan kafe.

Untuk mempromosikan produknya, Alvian berkolaborasi dengan istrinya, Robiatul ‘Adawiyyah, yang aktif membuat konten tentang budidaya selada di media sosial.

Sementara itu, Kepala Dintanpan Rembang Agus Iwan Haswanto menilai, Alvian dan istrinya sebagai teladan bagi generasi muda di Rembang. Budidaya selada yang dilakukan Alvian menunjukkan bahwa potensi pertanian dengan berbagai cara dan komoditas masih sangat terbuka.

”Saat ini, pertanian hidroponik dan organik sedang berkembang pesat dan pasarnya masih terbuka. Kami berharap anak muda lainnya bisa mencontoh langkah Mas Vian ini,” katanya.

Komentar

Terpopuler