Desa Dasun juga dinilai unggul dalam mendokumentasikan sejarah dan kebudayaannya melalui penerbitan dua buku karya anak muda setempat. Yaitu, Dasun: Jejak Langkah dan Visi Kemajuannya karya Exsan Ali Setyonugroho, serta Pemajuan Kebudayaan Desa Dasun karya Angga Hermansah.
”Indikator-indikator itulah yang kemudian dijadikan dasar penilaian oleh dewan juri yang satu bulan lalu mengunjungi Dasun. Hasilnya, Desa Dasun berhasil mendapatkan anugerah Desa Budaya 2024,” tambah Exsan, dilansir dari laman Pemkab Rembang.
”Penghargaan ini kami jadikan momentum untuk melestarikan dan memajukan kebudayaan. Kami berkomitmen memanfaatkan pemajuan kebudayaan demi kemakmuran masyarakat desa,” terang Sujarwo.
Murianews, Rembang – Prestasi mengesankan berhasil diraih Desa Dasun, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, di penghujung tahun 2024. Yakni, berhasil meraih penghargaan sebagai Desa Budaya 2024.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon, di Desa Lalang, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung, baru-baru ini.
Untuk diketahui, Desa Dasun adalah salah satu desa wisata di Kabupaten Rembang. Siapa sangka, Desa Dasun ini ternyata juga menyimpan sejarah masa lalu sebagai pusat pembuatan kapal.
Melansir dari laman kemenparekraf, konon Dasun adalah sebuah desa tua yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Pucangsulo, sebuah kerajaan kuno cikal bakal kerajaan-kerajaan di Jawa.
Sejak abad ke-13, Dasun sudah menjadi pusat produksi kapal bagi Kerajaan Majapahit. Pembuatan kapal di Dasun diperuntukan bagi keperluan militer dan perdagangan.
Pengawasan pembuatan kapal-kapal tersebut langsung dipimpin oleh Prabu Rajasa Wardana yang merupakan suami dari Bhre Lasem sendiri, yang pada saat itu menjabat sebagai Panglima Angkatan Laut Majapahit.
Sejarah galangan kapal di Dasun tidak berhenti sampai di situ. Pada masa Kesultanan Demak, Galangan Kapal Dasun masih tetap eksis. Diduga berhasil menyelesaikan 100 kapal bagi Kesultanan Demak yang melakukan ekspedisi ke Malaka untuk melawan Portugis dipimpin langsung oleh Adipati Unus.
Sekretaris Desa Dasun Exsan Ali Setyonugroho menjelaskan, terdapat beberapa indikator utama yang menjadi penilaian Desa Budaya. Di antaranya adalah keberadaan cagar budaya situs Dok Kapal, penyelenggaraan festival bermuatan lokal, serta pengetahuan lokal dalam pengelolaan tambak bandeng dan garam.
Mendokumentasikan Sejarah...
Desa Dasun juga dinilai unggul dalam mendokumentasikan sejarah dan kebudayaannya melalui penerbitan dua buku karya anak muda setempat. Yaitu, Dasun: Jejak Langkah dan Visi Kemajuannya karya Exsan Ali Setyonugroho, serta Pemajuan Kebudayaan Desa Dasun karya Angga Hermansah.
”Indikator-indikator itulah yang kemudian dijadikan dasar penilaian oleh dewan juri yang satu bulan lalu mengunjungi Dasun. Hasilnya, Desa Dasun berhasil mendapatkan anugerah Desa Budaya 2024,” tambah Exsan, dilansir dari laman Pemkab Rembang.
Kepala Desa Dasun Sujarwo berharap, penghargaan ini menjadi titik awal untuk terus melestarikan dan memajukan kebudayaan di Desa Dasun.
”Penghargaan ini kami jadikan momentum untuk melestarikan dan memajukan kebudayaan. Kami berkomitmen memanfaatkan pemajuan kebudayaan demi kemakmuran masyarakat desa,” terang Sujarwo.
Sebagai informasi, pada tahun 2021, Desa Dasun dinobatkan sebagai Desa Pemajuan Kebudayaan oleh Kemendikbudristek. Kemudian, pada akhir 2022, desa ini masuk dalam 10 besar Desa Budaya Nasional.
Tahun 2024, Desa Dasun berhasil meraih penghargaan Apresiasi Desa Budaya bersama empat desa lainnya, yaitu Desa Air Hitam Laut (Jambi), Desa Krililan (Sragen, Jawa Tengah), Desa Kebondalem Kidul (Klaten, Jawa Tengah), dan Desa Rambutan Masam (Jambi).