Menurut Hilman, sebagian besar maskapai yang digunakan jemaah Indonesia melalui rute aman seperti wilayah udara Oman. Karena itu, penerbangan kloter-kloter lainnya masih berlangsung sesuai jadwal.
”Koordinasi terus kita lakukan dengan KJRI, KBRI, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, serta para penyedia layanan (syarikah). Kami juga sedang mempersiapkan fase pemulangan dari Madinah yang akan dimulai pada 26 Juni,” katanya.
Hilman menyebut fase pemulangan ini merupakan fase tersibuk, mengingat lebih dari 100 ribu jemaah Indonesia masih berada di Arab Saudi. Setiap hari, terdapat sekitar 4.000 hingga 7.000 jemaah yang dijadwalkan kembali ke tanah air.
Murianews, Makkah – Penerbangan dua kelompok terbang (kloter) jemaah haji Debarkasi Surabaya (SUB) dari Arab Saudi ke Indonesia dibatalkan. Yakni, jemaah haji yang tergabung dalam kloter 43 dan 44.
Pembatalan penerbangan pesawat pengangkut jemaah haji dengan pesawat maskapai Saudia Airlines (SV) terjadi pada Selasa (24/6/2025) dini hari karena alasan keamanan jalur udara.
Namun, seluruh jemaah haji itu telah dipastikan aman dan kini menanti jadwal penerbangan berikutnya dari hotel di Jeddah.
”Insyaallah kita terus melakukan pendorongan jemaah sesuai dengan program yang kita desain. Sebagian sudah tiba di Bandara Jeddah untuk kembali ke Indonesia, sementara sebagian lainnya masih berada di Madinah dan akan tinggal sekitar sembilan hari ke depan sebelum dijadwalkan pulang,” ujar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief di Makkah, Selasa (24/6/2025).
Hilman menjelaskan, bahwa dua kloter dari Surabaya (SUB 43 dan SUB 44), masing-masing berjumlah sekitar 380 jemaah, mengalami penundaan penerbangan karena situasi eskalatif di sejumlah wilayah Timur Tengah.
Atas pertimbangan keamanan, maskapai Saudia Airlines memutuskan untuk menunda keberangkatan kedua kloter tersebut.
”Alhamdulillah, jemaahnya sudah ditempatkan dengan aman di hotel-hotel di Jeddah sambil menunggu kabar selanjutnya dari maskapai. Hingga kini belum ada jadwal terbaru, tapi insyaallah akan segera diberangkatkan setelah rotasi pesawat memungkinkan,” jelas Hilman, dilansir dari laman Kemenag.
Meski dua kloter mengalami penundaan, pemulangan jemaah haji secara keseluruhan tetap berjalan normal.
Melalui Rute Aman...
Menurut Hilman, sebagian besar maskapai yang digunakan jemaah Indonesia melalui rute aman seperti wilayah udara Oman. Karena itu, penerbangan kloter-kloter lainnya masih berlangsung sesuai jadwal.
”Koordinasi terus kita lakukan dengan KJRI, KBRI, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, serta para penyedia layanan (syarikah). Kami juga sedang mempersiapkan fase pemulangan dari Madinah yang akan dimulai pada 26 Juni,” katanya.
Hilman menyebut fase pemulangan ini merupakan fase tersibuk, mengingat lebih dari 100 ribu jemaah Indonesia masih berada di Arab Saudi. Setiap hari, terdapat sekitar 4.000 hingga 7.000 jemaah yang dijadwalkan kembali ke tanah air.