Pemangkasan ini menghilangkan 128 kuota peserta pelatihan di Kabupaten Blora.
”MTU ini konsepnya jemput bola, kami yang datang ke desa-desa untuk mengadakan pelatihan. Jadi kegiatannya tidak di BLK, tapi langsung di lapangan,” jelas Dwi Hanto.
Rencananya, program MTU akan menyasar tiga lokasi dengan tiga jenis pelatihan. Yaitu las, service motor, dan tata kecantikan. Masing-masing program akan diikuti 16 peserta, sehingga total target peserta MTU tahun ini mencapai 48 orang.
Murianews, Blora – Kegiatan pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Blora pada semester II tahun 2025 menyisakan satu program saja, yakni pelatihan tata boga. Kondisi ini terjadi imbas efisiensi anggaran sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025.
Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinnaker) Blora Endro Budi Dermawan mengatakan, hingga akhir tahun hanya ada satu kelas pelatihan yang dijalankan.
Pelatihan ini dilaksanakan oleh Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Semarang. Sementara BLK Blora hanya menjadi lokasi pelaksanaan.
”Pelatihan tata boga diikuti 16 peserta. Kegiatan ini menjadi satu-satunya yang tersisa hingga akhir tahun,” jelas Endro, Rabu, (13/8/2025).
Sebelumnya, BLK Blora telah menggelar 20 kelas pelatihan dengan 16 peserta setiap kelas, sehingga total 320 peserta telah mengikuti pelatihan tahun ini.
Namun, setelah kebijakan efisiensi anggaran, kuota peserta pelatihan yang bersumber dari APBN terpaksa dipangkas.
”Tahun ini kami semula mendapat 11 program pelatihan dari Kemnaker RI dan BBPVP Semarang, tetapi delapan program dihentikan,” kata Endro.
Delapan program tersebut meliputi pelatihan batik, pembuatan roti dan kue, desain grafis, service sepeda motor, las, menjahit, tata rias pengantin, dan satu program lainnya yang mendapat jatah dua kali pelaksanaan.
Program Mobile Training Unit...
Pemangkasan ini menghilangkan 128 kuota peserta pelatihan di Kabupaten Blora.
Sementara itu, Kepala UPTD BLK Dinperinnaker Blora Dwi Hanto Bagus Sulistyono, mengatakan bahwa pihaknya kini berfokus pada program Mobile Training Unit (MTU) yang bersumber dari APBD melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).
”MTU ini konsepnya jemput bola, kami yang datang ke desa-desa untuk mengadakan pelatihan. Jadi kegiatannya tidak di BLK, tapi langsung di lapangan,” jelas Dwi Hanto.
Rencananya, program MTU akan menyasar tiga lokasi dengan tiga jenis pelatihan. Yaitu las, service motor, dan tata kecantikan. Masing-masing program akan diikuti 16 peserta, sehingga total target peserta MTU tahun ini mencapai 48 orang.
Editor: Dani Agus
