Kamis, 20 November 2025

”Misalnya kita berencana di tahun 2026 membangun fasilitas umum, jalan atau infrastruktur lain, dengan otomatis itu akan hilang, atau berkurang. Sebab ada pemangkasan Dana Desa dari pemerintah pusat,” jelas Joko.

Pada kondisi itulah, para petinggi yang harus berhadapan langsung dengan masyarakat bawah akan memiliki beban moral yang cukup berat. Dengan berbagai cara, petinggi harus bisa menjelaskan kepada masyarakat dengan bahasa yang bisa mereka terima.

Pemangkasan anggaran itu akan semakin terasa bebannya bagi desa-desa yang pendapatan asli desa (PADes)-nya relatif kecil. Joko menyebut ada banyak desa yang PADes-nya tak sampai Rp 100 juta per tahun.

Sementara ini, Papdesi Jepara masih merundingkan langkah untuk menyikapi pemangkasan ini. Mereka masih menyamakan persepsi untuk penyikapan selanjutnya.

Terlepas dari pemangkasan yang akan berlaku tahun depan itu, kata Joko, Papdesi Jepara sebenarnya sudah mengingatkan kepada seluruh desa untuk pelan-pelan tak bergantung pada Dana Desa. Jalan keluarnya adalah para petinggi harus punya berbagai inisiatif untuk memperoleh pendapatan dari sumber lain.

”Dana Desa berkurang itu pasti, enggak mungkin Dana Desa selamanya akan ada. Untuk itu kita harus berinisiatif mencari pendapatan dari sumber lain sebanyak-banyaknya. Sehingga meskipun tak ada Dana Desa, kita bisa memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat,” tandas Joko.

Editor: Dani Agus

Komentar

Terpopuler