Kamis, 20 November 2025

Sejak dibangun, sebanyak 151 Kepala Keluarga (KK) ikut serta memanfaatkan alat ini dengan sistem iuran. Setiap KK mendapatkan keranjang sampah yang diambil petugas setiap tiga hari sekali dengan biaya operasional Rp 20 ribu per bulan.

Warga yang membutuhkan tambahan keranjang dikenai biaya tambahan Rp 10 ribu. Suko menjelaskan, sebelum dibakar, sampah terlebih dahulu dipilah.

Bahan yang masih memiliki nilai ekonomi dimanfaatkan untuk menunjang operasional, sementara sampah tak bernilai langsung dimasukkan ke dalam INSANA.

”Yang masih bernilai ekonomi kita pilah dan bisa kita gunakan untuk beli minuman buat petugas yang ambil sampah. Sedangkan sampah yang tidak memiliki nilai rupiah akan langsung dibakar, baik sampah kering maupun sampah basah,” jelas Suko, dilansir dari laman Pemkab Rembang.

Manfaat INSANA tidak berhenti pada pengurangan volume sampah. Sisa hasil pembakaran berupa abu juga ditampung dan digunakan sementara untuk menutup atau menguruk lahan kosong.

Ke depan, Karang Taruna Desa Meteseh berencana memanfaatkan abu tersebut untuk membuat paving block. Paving block itu nantinya akan digunakan membangun jalur jogging track di kawasan embung desa, sekaligus menambah fasilitas olahraga bagi warga.

”Karena dari karang taruna Desa Meteseh ini ada tiga embung yang dikelola, pengennya salah satunya nanti dibuat jogging track,” ucapnya.

Inovasi pengelolaan sampah ini menarik perhatian desa lain, baik dari wilayah Rembang maupun luar daerah. Beberapa waktu lalu, perwakilan Desa Gandrirejo, Kecamatan Sedan, datang untuk melihat langsung cara kerja INSANA dan berencana menganggarkan pembuatannya.

Kunjungan Dari Sidoarjo... 

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler