Rabu, 19 November 2025

Komoditas lain yang turut memberi kontribusi sebesar 0,01 persen antara lain bawang merah, sigaret kretek mesin (SKM), jeruk, beras, sigaret kretek tangan (SKT), dan kacang panjang.

Dari sisi kelompok pengeluaran, makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil terbesar terhadap inflasi, yaitu 0,32 persen.

Disusul kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,13 persen, serta kelompok kesehatan dan rekreasi, olahraga, dan budaya yang turut memberikan kontribusi kecil terhadap inflasi bulanan.

Indeks Harga Konsumen (IHK) Kabupaten Rembang pada Oktober 2025 tercatat sebesar 112,65, naik dari posisi 112,15 pada September 2025. Adapun pada Desember 2024, IHK masih berada di angka 110,43.

Jubaedi menegaskan, data inflasi menjadi indikator penting dalam evaluasi dan perencanaan kebijakan daerah, khususnya untuk menjaga stabilitas harga menjelang akhir tahun.

Menanggapi hal tersebut, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Rembang, Mardi, menyampaikan bahwa Pemkab Rembang akan terus memperkuat sinergi antarperangkat daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Menurutnya, koordinasi lintas sektor menjadi kunci dalam menjaga stabilitas harga, terutama pada komoditas pangan strategis yang menjadi kebutuhan utama masyarakat.

”Teman-teman di lingkungan Pemkab yang tergabung dalam TPID saya mohon dengan sangat untuk bisa melaksanakan tugasnya terkait pengendalian inflasi, khususnya bahan-bahan pokok penting seperti telur, cabai merah, bawang merah, dan beras yang trennya naik beberapa bulan terakhir ini,” ujarnya, dilansir dari laman Pemkab Rembang.

Menjaga Laju Inflasi... 

Komentar