Polisi Ungkap Bayi di Jepara Diceburkan Dalam Sumur Hidup-hidup
Faqih Mansur Hidayat
Senin, 22 Mei 2023 11:39:43
Wahyu menerangkan, pasutri berinisial MR (44) dan S (30) itu tega membuang anaknya yang masih berusia tiga bulan tersebut karena dua faktor. Yaitu desakan ekonomi dan anak sering sakit-sakitan karena stunting.
Selama tiga hari sebelum diceburkan ke sumur (19/5/2023), bayi laki-laki itu sakit panas dan tak kunjung reda. Sampai pukul 02.00 WIB, bayi tersebut terus menerus menangis.
Pasutri itu lalu putus asa karena tak bisa mengobati anaknya. Hingga akhirnya, mereka bersepakat untuk membuang bayi keduanya itu ke dalam sumur.
“Mereka sepakat untuk membuang bayi ke dalam sumur. Yang kebetulan berada di sekitar rumahnya. Pada pukul 02.30 itu, ayahnya membukakan penutup (sumur) kayu. Sedangkan S, bayi yang digendongnya itu kemudian dibuang ke dalam sumur,” ungkap AKBP Wahyu, Senin (22/5/2023).
Wahyu juga mengungkapkan hasil autopsi. Pada kepala bagian belakang bayi itu, terdapat luka bekas benda tumpul. Luka berupa gumpalan darah dan memar. Luka itu dimungkinkan akibat benturan dengan dinding sumur. Atau, bisa juga karena terkena air. Mengingat kedalaman sumur mencapai 20 meter.
BACA JUGA: Alasan Pasutri di Jepara Ceburkan Bayinya ke Sumur: Stunting dan MiskinSementara itu, MR dan S sama-sama mengaku khilaf. Pikirannya kosong saat menceburkan bayinya sendiri ke dalam sumur itu.MR menyatakan yang pertama kali memiliki ide membuang bayi adalah istrinya. Niatan itu sudah muncul dalam benak mereka pada Senin (15/5/2023). Namun mereka mengurungkan niatnya dan mengundurnya sampai Jumat dinihari.“Saya khilaf. Tidak menyangka. Saya sedih,” ungkap S dan MR saat ditanya apa yang mereka pikirkan saat menceburkan bayinya ke dalam sumur.https://youtu.be/83NKkMRkY9MEditor: Budi Santoso
Murianews, Jepara – Kapolres Jepara, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan membongkar kasus pembuangan bayi ke dalam sumur. Bayi tersebut diceburkan pasangan suami istri (pasutri) dalam kondisi hidup-hidup.
Wahyu menerangkan, pasutri berinisial MR (44) dan S (30) itu tega membuang anaknya yang masih berusia tiga bulan tersebut karena dua faktor. Yaitu desakan ekonomi dan anak sering sakit-sakitan karena stunting.
Selama tiga hari sebelum diceburkan ke sumur (19/5/2023), bayi laki-laki itu sakit panas dan tak kunjung reda. Sampai pukul 02.00 WIB, bayi tersebut terus menerus menangis.
Pasutri itu lalu putus asa karena tak bisa mengobati anaknya. Hingga akhirnya, mereka bersepakat untuk membuang bayi keduanya itu ke dalam sumur.
“Mereka sepakat untuk membuang bayi ke dalam sumur. Yang kebetulan berada di sekitar rumahnya. Pada pukul 02.30 itu, ayahnya membukakan penutup (sumur) kayu. Sedangkan S, bayi yang digendongnya itu kemudian dibuang ke dalam sumur,” ungkap AKBP Wahyu, Senin (22/5/2023).
Wahyu juga mengungkapkan hasil autopsi. Pada kepala bagian belakang bayi itu, terdapat luka bekas benda tumpul. Luka berupa gumpalan darah dan memar. Luka itu dimungkinkan akibat benturan dengan dinding sumur. Atau, bisa juga karena terkena air. Mengingat kedalaman sumur mencapai 20 meter.
BACA JUGA: Alasan Pasutri di Jepara Ceburkan Bayinya ke Sumur: Stunting dan Miskin
Sementara itu, MR dan S sama-sama mengaku khilaf. Pikirannya kosong saat menceburkan bayinya sendiri ke dalam sumur itu.
MR menyatakan yang pertama kali memiliki ide membuang bayi adalah istrinya. Niatan itu sudah muncul dalam benak mereka pada Senin (15/5/2023). Namun mereka mengurungkan niatnya dan mengundurnya sampai Jumat dinihari.
“Saya khilaf. Tidak menyangka. Saya sedih,” ungkap S dan MR saat ditanya apa yang mereka pikirkan saat menceburkan bayinya ke dalam sumur.
https://youtu.be/83NKkMRkY9M
Editor: Budi Santoso