Troso Festival Jepara Berlangsung Meriah
Faqih Mansur Hidayat
Sabtu, 15 Juli 2023 16:51:00
Murianews, Jepara – Troso Festival Jepara berlangsung meriah. Belasan ribu warga Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara 'tumplek blek' di jalan desa. Mereka menonton kemeriahan Troso Festival 2023.
Festival ini merupakan even tahunan yang sudah digelar empat kali. Even ini dihelat bersamaan dengan Hari Jadi Desa Troso, Sabtu (15/7/2023).
Puluhan ribu pasang mata dimanjakan dengan lenggak lenggok peserta fashion show. Para peserta mengenakan pakaian carnival garapan masyarakat lokal Desa Troso, yang ikut ambil bagian di Troso Festival Jepara.
Kain tenun dengan beragam motif dikolaborasikan dengan berbagai replika macam-macam tokoh. Masyarakat pun tak ketinggalan mengabadikan momen Troso Festival ini dengan ponsel masing-masing.
Tak hanya fashion show, rombongan dari tiga puluh kelompok itu juga menampilkan beragam busana dengan dasar kain tenun Troso. Selain itu, masing-masing kelompok juga mementaskan atraksi-atraksi, seperti Reog Ponorogo, barongan, hingga barongsai.
Istimewanya, panitia Troso Festival juga mengarak gagrakan atau alat tenun bukan mesin (ATBM). Ini merupakan alat tenun yang digunakan masyarakat Troso untuk menenun kain dari rangkaian kayu.
Abdul Basyir, Petinggi Desa Troso mengatakan, even kebudayaan Troso Festival ini merupakan salah satu cara untuk mempromosikan Tenun Troso ke kancah dunia. Sebelumnya, pada 2019 lalu, Troso Fevstival berhasil memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan catatan perajin tenun terbanyak dan kain tenun terpanjang.
"Troso Festival ini menjadi ajang promosi dan eksistensi Tenun Troso," kata Basyir kepada Murianews.com.
Basyir menyampaikan, Troso Festival ini juga diselenggarakan untuk mempererat kekeluargaan dan persatuan masyarakat Desa Troso. Dengan begitu, industri tenun Troso bisa terus mendongkrak perekonomian masyarakat.
Berdasarkan catatannya, di Desa Troso terdapat 283 pengusaha tenun kelas menengah ke atas. Sedangkan yang industri rumahan, tercatat ada 900. Serta terdapat 7 ribu unit ATBM.
"Tenun Troso inilah yang sampai saat ini menjadi mesin penggerak perekonomian masyarakat desa. Dan ini harus terus kita kembangkan eksistensinya," jelas Basyir.
Murianews, Jepara – Troso Festival Jepara berlangsung meriah. Belasan ribu warga Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara 'tumplek blek' di jalan desa. Mereka menonton kemeriahan Troso Festival 2023.
Festival ini merupakan even tahunan yang sudah digelar empat kali. Even ini dihelat bersamaan dengan Hari Jadi Desa Troso, Sabtu (15/7/2023).
Puluhan ribu pasang mata dimanjakan dengan lenggak lenggok peserta fashion show. Para peserta mengenakan pakaian carnival garapan masyarakat lokal Desa Troso, yang ikut ambil bagian di Troso Festival Jepara.
Kain tenun dengan beragam motif dikolaborasikan dengan berbagai replika macam-macam tokoh. Masyarakat pun tak ketinggalan mengabadikan momen Troso Festival ini dengan ponsel masing-masing.
Tak hanya fashion show, rombongan dari tiga puluh kelompok itu juga menampilkan beragam busana dengan dasar kain tenun Troso. Selain itu, masing-masing kelompok juga mementaskan atraksi-atraksi, seperti Reog Ponorogo, barongan, hingga barongsai.
Istimewanya, panitia Troso Festival juga mengarak gagrakan atau alat tenun bukan mesin (ATBM). Ini merupakan alat tenun yang digunakan masyarakat Troso untuk menenun kain dari rangkaian kayu.
Abdul Basyir, Petinggi Desa Troso mengatakan, even kebudayaan Troso Festival ini merupakan salah satu cara untuk mempromosikan Tenun Troso ke kancah dunia. Sebelumnya, pada 2019 lalu, Troso Fevstival berhasil memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan catatan perajin tenun terbanyak dan kain tenun terpanjang.
"Troso Festival ini menjadi ajang promosi dan eksistensi Tenun Troso," kata Basyir kepada Murianews.com.
Basyir menyampaikan, Troso Festival ini juga diselenggarakan untuk mempererat kekeluargaan dan persatuan masyarakat Desa Troso. Dengan begitu, industri tenun Troso bisa terus mendongkrak perekonomian masyarakat.
Berdasarkan catatannya, di Desa Troso terdapat 283 pengusaha tenun kelas menengah ke atas. Sedangkan yang industri rumahan, tercatat ada 900. Serta terdapat 7 ribu unit ATBM.
"Tenun Troso inilah yang sampai saat ini menjadi mesin penggerak perekonomian masyarakat desa. Dan ini harus terus kita kembangkan eksistensinya," jelas Basyir.