Minimnya Petani Milenial Jadi PR Besar Pemkab Jepara
Faqih Mansur Hidayat
Selasa, 12 Desember 2023 10:44:00
Murianews, Jepara – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, telah merilis data data Sensus Pertanian Tahun 2023 tahap I. Hasilnya, petani milenial di Bumi Kartini masih sangat minim.
Berdasarkan data sensus pertanian 2023 di Jepara, jumlah petani milenial usia 27-42 tahun sekitar 20,02 persen. Sedangkan petani yang berusia 43-58 tahun sekitar 43,78 persen, usia 59-77 tahun sekitar 32,44 persen, dan usia lebih dari 78 tahun sekitar 2,74 persen.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara, Sujima mengakui bahwa persoalan petani milenial masih menjadi pekerjaan rumah (PR) besar. Sejauh ini, milenial Jepara masih menganggap bahwa pertanian adalah profesi terbelakang.
”Ini harus kita sosialisasikan. Bahwa pertanian bisa diubah menjadi modern. Sehingga anak-anak muda tertarik. Ini PR kita ke depan,” kata Sujima, Selasa (12/12/2023).
Sejauh ini, lanjut Sujima, pihaknya telah melakukan beberapa gerakan pertanian modern. Pihaknya telah berkolaborasi dengan pemerintah provinsi dan pusat untuk menggaet para milenial untuk bertani. Para milenial diberi pelatihan-pelatihan tentang ilmu pertanian berbasis modern.
”Ada sekitar 30 an milenial yang tergabung dan aktif,” sebut Sujima.
Sujima menyatakan, bahwa potensi pertanian Kota Ukir masih sangat menjanjikan. Dia memaparkan, luas lahan sawah tanaman pangan berdasarkan luas baku sawah (LBS) yaitu 26.425 hektare, luas lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) seluas 24.052,57 hektare, dan luas lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan (LCP2B) ada 33,48 hektare.
Sementara komoditas yang paling banyak diusahakan untuk pertanian yaitu padi sawah (30,59 persen), ubi kayu (12,30 persen), jagung hibrida (10,61 persen), dan kacang (6,26 persen). Untuk holtikultura yaitu pisang (11,37 persen), rambutan (9.16 persen), pisang kepok (8,28 persen), pisang raja (6,98 persen), dan durian 4,42 persen.
”Sekarang juga banyak sudah mengembangkan budidaya alpokat. Di sejumlah wilayah hasilnya cukup menjanjikan,” kata Sujima.
Sujima juga menyebutkan, perkebunan kopi juga sangat menjanjikan bagi milenial. Tanaman kopi yang menyebar luas di lereng Pegunungan Muria sudah terbukti bisa menembus pasar nasional.
”Dari potensi 4.500 hektare, kita baru tersedia 2.500 hektare. Ini perlu dikembangkan lagi potensi kopi lereng Muria tersebut,” imbuh Sujima.
Editor: Dani Agus



