Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara – Konstelasi politik jelang Pilkada Jepara 2024 masih sangat dinamis. Di saat ada pihak yang mendengungkan gagasan calon tunggal, di pihak lain justru memprediksi akan ada banyak pasangan calon (paslon) bupati Jepara dan wakil bupati Jepara yang akan muncul.

Prediksi itu dinyatakan oleh Ketua DPC PKB Jepara (Partai Kebangkitan Bangsa), Nuruddin Amin atau Gus Nung saat mendaftar sebagai bakal calon bupati (bacabup) di kantor DPD Partai Golkar, Jumat (17/5/2024). Pada pertemuan antara PKB, Gerindra dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dua pekan lalu, Gus Nung memang menyatakan bahwa sebaiknya paslon yang berkontestasi lebih dari satu.

Kendati demikian, Gus Nung mengaku masih cukup kesulitan membaca arah koalisi yang akan terbentuk nantinya. Sebab, akhir-akhir ini muncul banyak nama, baik kader partai politik (parpol) maupun non parpol, yang masuk dalam bursa Pilkada Jepara 2024.

“Kalau awalnya kita prediksi ini akan hanya dua pasang misalnya, ini dan ini dan sebelahnya ini dan ini. Tapi sekarang ini sulit. Karena semakin banyak calon yang bermunculan. Saya prediksi bisa jadi nanti jadi empat pasang,” kata Gus Nung.

Untuk hitung-hitungan minimalis misalnya, lanjut Gus Nung, jika PKB dan Golkar berkoalisi maka sudah bisa maju dalam Pilkada Jepara 2024. Sebab PKB memiliki tujuh kursi dan Golkar empat kursi. Sedangkan ambang batas minimal mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) yaitu bermodal 10 kursi di DPRD.

Parpol-parpol lain juga berpotensi bisa membentuk koalisi sendiri. Hanya Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saja yang tidak perlu koalisi karena sudah memiliki sepuluh kursi.

Berdasarkan hasil pemilu legislatif (pileg) Februari 2024 lalu, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ditetapkan sebagai pemenang dengan raihan sepuluh kursi di DPRD Jepara. Peringkat ke dua ditempati PDI Perjuangan dengan 8 kursi, lalu disusul Gerindra dengan 8 kursi dan NasDem dengan 7 kursi.

Di bawahnya, terdapat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan torehan 7 kursi. Kemudian secara berurutan disusul Golkar dengan 4 kursi, Demokrat 2 kursi dan Partai Amanat Nasional (PAN) 2 kursi.

Saat ini Gus Nung terus bergerak untuk memperkuat potensi koalisi dengan partai-partai lain, sehingga bisa menjadi koalisi kuat. Namun melihat banyaknya calon yang bermunculan, nampaknya itu akan sulit tercapai.

“Kecuali terjadi diskusi-diskusi terus ternyata bisa hanya dua pasang, itu satu hal yang mungkin lebih baik. Tapi ini kita masih mengikuti proses penjaringan dengan seleksi ketat,” ujar Gus Nung.

Gus Nung masih meyakini bahwa gagasan calon tunggal sulit terwujud. “Ya, kalua calon hanya satu kan ndak mungkin. Setidak-tidaknya dua pasang. Bisa tiga atau bahkan empat,” pungkas Gus Nung.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Terpopuler