Perang Obor Tegalsambi Jepara, Perang Menolak Bala
Faqih Mansur Hidayat
Selasa, 21 Mei 2024 09:30:00
Murianews, Jepara – Tradisi perang obor Desa Tegalsambi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara selesai digelar, Senin (20/5/2024) malam. Puluhan ribu pasang mata terbelalak menyaksikan pesona perang obor yang mendebarkan.
Lebih dari 400 ikat daun kelapa dan daun pisang kering dijadikan senjata obor untuk 40 peserta. Mereka saling gebuk menggunakan senjata obor itu. Perang obor dilakukan di seputar perempatan Tegalsambi.
Saat obor digebukkan kepada lawan dengan kencang, tak jarang apinya terpercik ke arah penonton. Penonton pun dibuat tunggang langgang olehnya. Nyaris ada penonton yang terluka.
Beruntung, tak ada yang terluka. Kalau pun ada yang terluka, panitia sudah menyiapkan minyak khusus.
Yofi Andika Avianto, salah satu peserta perang obor mengaku sudah menjadi peserta perang obor sejak 2005 silam. Saat itu ia masih duduk di bangku SMP. Meski saat itu tergolong belia, Andika sudah berani saling gebuk dengan obor yang tingginya hampir dua meter itu.
”Ini (tradisi) asli nenek moyang. Jadi dari bapak, simbah, disuruh ikut. Jadi ada penerusnya,” kata Andika usai perang obor berlangsung.
Andika yakin tradisi perang obor itu merupakan upaya desa untuk menolak bala. Diharapkan desanya dijauhkan dari segala mara bahaya.
Andika mengaku sempat takut ketika pertama kali menjadi peserta perang obor. Namun karena sudah terbiasa, kobaran api yang digebukkan ke tubuhnya dianggap biasa.
”Kalau takut malah kena (terluka) beneran,” ungkap dia.
Agus Santoso, Petinggi Desa Tegalsambi mengatakan, perang obor ini merupakan puncak dari acara sedekah bumi. Tradisi ini sudah berlangsung secara turun-temurun.
Dulu, perang obor dilakukan dengan tujuan menolak bala dan mengusir penyakit hewan di desa. Namun seiring perkembangan zaman, perang obor bergeser menjadi hanya sebagai tradisi yang memuat kemeriahan.
”Semakin ke sini pemahaman agama semakin baik. Sehingga perang obor dikemas dengan prosesi keagamaan,” kata Agus.
Selain melestarikan tradisi, lanjut Agus, perang obor juga dilaksanakan untuk mengingat jasa-jasa para leluhur yang telah babat alas Desa Tegalsambi. Sehingga setiap generasi diharapkan tidak akan melupakan generasi yang lalu.
Perang obor semalam diabadikan para fotografer dari berbagai penjuru Nusantara. Bahkan ada yang berasal dari luar negeri.
Editor: Zulkifli Fahmi



