Miris! Ayah dan Anak Difabel di Jepara Hidup di Gua
Faqih Mansur Hidayat
Kamis, 6 Juni 2024 11:30:00
Murianews, Jepara – Masyarakat Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, dihebohkan dengan adanya seorang ayah dan anak yang hidup di dalam gua. Mirisnya, sang anak merupakan penyandang disabilitas tunawicara.
Ayah dan anak tersebut tinggal di gua di Kelurahan Ujungbatu, Kecamatan Jepara. Tepatnya di kawasan makam umum Ujungbatu.
Pantauan Murianews.com, gua itu berada di bawah tebing setinggi 15 meter. Bapak dan anak itu sedang berada di dalam gua dengan ukuran mulut gua sekitar lima meter. Dari kejauhan, mulut gua tertutup tetumbuhan yang menjuntai dari atas tebing.
Lokasi gua ini tak terlalu jauh dari perkampungan. Jaraknya sekitar 500 meter dari perkampungan dekat Stadion Gelora Bumi Kartini (GBK) Jepara.
Seorang ayah itu bernama Guntur, warga Ujungsemi, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak. Dia sudah dua pekan tinggal di dalam gua tersebut. Tanpa penerangan dan hanya mengandalkan lilin. Tidur hanya beralaskan tikar.
”Saya sudah sekitar dua minggu tinggal di sini,” ucap pria berusia 48 tahun ini, Kamis (6/6/2024).
Dia mengaku sudah menggelandang di Kabupaten Jepara selama dua tahun. Sebelumnya dia tidur di gudang rongsokan yang lokasinya hanya 20 meter dari gua. Dia mengaku tak sengaja menemukan gua tersebut. Gua itu dia temukan ketika dia berjalan-jalan ke belakang gudang.
Guntur memilih tinggal di gua itu karena tempatnya sejuk dan jauh dari keramaian. Di sisi lain, anaknya juga senang tinggal di sana.
”Enak di sini. Hotel alami ini. Kalau dikasih lilin, suasananya seperti hotel alami,” ujar Guntur.
Selama tinggal di gua, Guntur makan seadanya. Dia mendapatkan uang dari menjual kangkung di taman rusa Pendapa Kabupaten Jepara, menjual gambar Saridin, atau menjual mainan anak dari bambu.
Pagi tadi, Guntur dijemput oleh jajaran Polsek Kota Jepara dan Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsospermades). Dia ditawari untuk tinggal di panti sosial. Namun tawaran itu dia tolak.
”Saya sudah pernah di panti sosial. Tapi tidak nyaman. Karena ruangannya tertutup. Saya lebih suka di alam terbuka,” kata dia.
Editor: Supriyadi



