Murianews, Jepara — Umat muslim di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menjalankan salat Iduladha, Senin (17/6/2024). Mereka terlihat begitu hikmat menjalankan ibadah sunah tersebut.

Di Kecamatan Mlonggo misalnya, sebagian muslim salat di masjid atau musala. Namun sebagiannya lagi, terutama warga Muhammadiyah memilih salat iduladha di lapangan. Pengamanan oleh aparat Kepolisian dan keamanan desa pun dilakukan.

Di Masjid Besar Baiturrahman Mlonggo, terlihat warga muslim dari berbagai desa ikut salat jemaah yang diimami oleh ulama setempat itu. Jemaah yang hadir bahkan meluber ke halaman masjid hingga dekat jalan raya. 

Muhammad Faiq, khatib dalam khutbah salat Iduladha di Masjid Besar Baiturrahman Mlonggo menjelaskan sejumlah hal terkait Hari Raya Iduladha. Antara lain tentang haji dan kurban.

Ihwal haji, Faiq menuturkan bahwa sedapat mungkin setiap orang Islam memiliki niat kuat untuk berangkat ke Tanah Suci Makah. Itu karena untuk menggenapi rukun Islam.

Faiq menegaskan, salah satu syarat haji yaitu mampu. Ini harus dimaknai dalam berbagai sudut. Antara lain mampu secara fisik dan ekonomi. Umat Islam diimbau tidak memaksakan kehendak jika kemampuan ekonominya masih belum kuat untuk berhaji.

”Jika pun niat kita untuk berangkat haji tidak terlaksana. Malaikat sudah mencatatnya sebagai pahala,” tuturnya.

Sementara terkait kurban, Faiq menuturkan bahwa umat Islam tidak perlu memaksakan diri berkurban jika tidak benar-benar mampu. Namun bagi yang sudah mampu, berkurban adalah ibadah yang dianjurkan.

Faiq menjelaskan, kurban merupakan simbol kepedulian sosial. Melalui kurban, lanjut dia, Islam mengajarkan pentingnya memikirkan orang lain yang kekurangan. Dengan membagikan daging kurban kepada masyarakat yang kurang mampu, diharapkan bisa membantu mereka untuk mendapatkan makanan yang bergizi.

”Marilah berusaha untuk menjalankan perintah-perintah Allah. Salah satunya berkurban bagi yang mampu. Karena kurban adalah wujud kepedulian kita terhadap muslim yang kurang mampu,” jelas Faiq.

Editor: Supriyadi