”Saya di belakang, memastikan teman-teman agar tidak ada yang terlewat. Di depan itu ada ramai-ramai. Saya hanya mendengar kembang api. Detail kronologinya tidak paham,” kata Agus, Senin (2/12/2024).
Sepulang dari Stadion Joyo Kusumo Pati, Agus telah mengondisikan anggotanya di dekat perbatasan Kabupaten Pati dan Kudus. Dia mengintruksikan agar anggotanya komitmen menjaga kondusifitas.
”Saya juga komitmen dengan Kasat Intel Polres Kudus. Untuk menjaga kondusifitas. Sudah saya sampaikan ke teman-teman, jangan sampai terprovokasi. Kita sudah diizinkan lewat, kita jaga,” jelas Agus.
Agus tidak tahu persis terkait korban yang terkapar di jalan itu. Bahkan, dia sempat ingin mengecek kondisi pria tersebut. Namun dilarang oleh pihak kepolisian.
Murianews, Jepara – Salah satu kelompok suporter Persijap Jepara, Barisan Suporter Persijap Sejati (Banaspati) buka suara terkait kericuhan yang terjadi di Lingkar Selatan Ngembal, Kudus, Jawa Tengah, Minggu (1/12/2025) malam.
Ketua DPP Banaspati Jepara Agus Supriyanto mengaku tak tahu persis awal mula kericuhan tersebut bisa terjadi. Dia baru tahu kalau ada kericuhan setelah melihat nyala kembang api.
”Saya di belakang, memastikan teman-teman agar tidak ada yang terlewat. Di depan itu ada ramai-ramai. Saya hanya mendengar kembang api. Detail kronologinya tidak paham,” kata Agus, Senin (2/12/2024).
Dalam kericuhan tersebut, Agus memastikan tidak ada anggotanya yang menjadi korban. Seluruhnya pulang dengan selamat.
Sepulang dari Stadion Joyo Kusumo Pati, Agus telah mengondisikan anggotanya di dekat perbatasan Kabupaten Pati dan Kudus. Dia mengintruksikan agar anggotanya komitmen menjaga kondusifitas.
”Saya juga komitmen dengan Kasat Intel Polres Kudus. Untuk menjaga kondusifitas. Sudah saya sampaikan ke teman-teman, jangan sampai terprovokasi. Kita sudah diizinkan lewat, kita jaga,” jelas Agus.
Agus tidak tahu persis terkait korban yang terkapar di jalan itu. Bahkan, dia sempat ingin mengecek kondisi pria tersebut. Namun dilarang oleh pihak kepolisian.
Jangan sampai Terprovokasi...
Agus sangat menyayangkan atas terjadinya peristiwa tersebut. Tahun lalu, Banaspati sudah pernah datang ke Kudus untuk menjalin perdamaian dan persaudaraan.
“Tapi faktanya di media sosial ramai terus. Saya imbau terus teman-teman jangan sampai terprovokasi,” jelas dia.
Agus mengakui bahwa peristiwa itu tidak bisa dibenarkan atas alasan apapun. Namun dirinya tetap mendorong agar kronologinya harus diperjelas.
”Kita lihat asal mulanya dulu. Biasanya, saya ngikuti terus, Jepara itu kalau enggak dilempar dari gang-gang aman-aman saja. Itu kan, asal mulanya kelihatannya (dugaan) ada ramai-ramai di gang itu, di jalan lingkar ramai, terus ada aparat turun. Kalau enggak ada lemparan dari gang, kemungkinan teman-teman tidak terpancing. Tapi kalau mau diproses hukum, silahkan. Harus ada yang bertanggungjawab,” pungkas Agus.
Editor: Dani Agus