Kabid Sekolah Dasar pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Jepara, Edy Utoyo menyebutkan, anggaran rehabilitasi SD Negeri yang rusak hanya Rp 1,84 miliar.
Anggaran itu bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Jepara 2025. Rinciannya, Rp 290 juta dari pokok pikiran DPRD dan Rp 1,55 miliar dari pembahasan banggar.
Edy menjelaskan, anggaran itu hanya cukup merehabilitasi 14 ruang kelas SDN. Padahal, jumlah ruang kelas yang rusak di Jepara mencapai sekitar 250 ruang kelas SDN.
”Rehabilitasi ini kita sesuaikan dengan anggaran, akan diprioritaskan untuk ruang kelas sekolah yang rusak parah, seperti kerusakan atap atau lainnya,” ungkapnya.
Dari jumlah ratusan itu, di antaranya mengalami rusak berat. Seperti, SDN 3 Sumanding dan SDN 2 Tunggul, keduanya mengalami atap roboh.
Kemudian, SDN 4 Damarjati mengalami pondasi turun, dinding pecah, dan adanya elevasi tanah, SDN 4 Muryolobo mengalami atap bergelombang, dindin pecah, dan keramik rusak.
Selanjutnya ada SDN 4 Mayong Lor mengalami darurat banjir, SDN 2 Karimunjawa mengalami atap bergelombang, dan SDN 3 Krapyak yang atapnya sudah bergelombang, kusen pintu rusak, dan lantai rusak.
Murianews, Jepara – Sekolah rusak di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah mencapai ratusan jumlahnya. Sayang, anggaran perbaikan rasutasn sekolah rusak pada 2025 minim.
Kabid Sekolah Dasar pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Jepara, Edy Utoyo menyebutkan, anggaran rehabilitasi SD Negeri yang rusak hanya Rp 1,84 miliar.
Anggaran itu bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Jepara 2025. Rinciannya, Rp 290 juta dari pokok pikiran DPRD dan Rp 1,55 miliar dari pembahasan banggar.
Edy menjelaskan, anggaran itu hanya cukup merehabilitasi 14 ruang kelas SDN. Padahal, jumlah ruang kelas yang rusak di Jepara mencapai sekitar 250 ruang kelas SDN.
”Rehabilitasi ini kita sesuaikan dengan anggaran, akan diprioritaskan untuk ruang kelas sekolah yang rusak parah, seperti kerusakan atap atau lainnya,” ungkapnya.
Dari jumlah ratusan itu, di antaranya mengalami rusak berat. Seperti, SDN 3 Sumanding dan SDN 2 Tunggul, keduanya mengalami atap roboh.
Kemudian, SDN 4 Damarjati mengalami pondasi turun, dinding pecah, dan adanya elevasi tanah, SDN 4 Muryolobo mengalami atap bergelombang, dindin pecah, dan keramik rusak.
Selanjutnya ada SDN 4 Mayong Lor mengalami darurat banjir, SDN 2 Karimunjawa mengalami atap bergelombang, dan SDN 3 Krapyak yang atapnya sudah bergelombang, kusen pintu rusak, dan lantai rusak.
Mengundang Keprihatinan...
Adapun sasaran perbaikan sekolah rusak di Jepara 2025 ini yakni, SDN 1 Kedungleper, SDN 2 Bategede, SDN 2 Karimunjawa, SDN 2 Tunggul, SDN 3 Krapyak, SDN 2 Ngetuk,
Lalu, SDN 3 Jugo, SDN 5 Panggang, SDN 3 Sumanding, SDN 4 Damarjati, SD N 4 Mayonglor, SDN 4 Muryolobo, SDN 1 Gemiringkidul, dan SDN 1 Menganti.
”Ada juga pemeliharaan rutin untuk 536 SD Negeri,” imbuh Edy.
Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Jepara Nur Hidayat menyatakan keprihatinannya dengan banyak sekolah yang rusak. Bahkan beberapa di antaranya di pusat kota.
Bahkan, dari kunjungan Komisi D ke sekolah di pusat kota, kondisinya banyak yang memprihatinkan.
”Ada juga sekolah di kota yang ternyata di mana-mana ember karena bocor. Ini sangat memperhatikan,” kata Nur Hidayat mengungkapkan hasil kunjungannya.
Imbas Refocusing Covid 19...
Menurutnya, sekolah rusak terjadi hampir merata di banyak sekolah negeri di Jepara. Hal ini terjadi akibat tidak adanya pemakaian dan perawatan sekolah selama terjadi Covid-19.
Sejak saat itu sekolah libur dan tidak ada pemeliharaan. Usai Covid-19 berakhir dan sekolah sudah aktif lagi, kondisinya banyak yang memprihatinkan.
”Kami tetap berupaya agar rehabilitasi sekolah ini diprioritaskan karena terkait juga dengan keamanan siswa maupun guru,” katanya.
Editor: Zulkifli Fahmi