Faris menyebut, pelatihan ditujukan sebagai upaya mengurangi timbulan sampah organik di TPA Bandengan Jepara melalui pengomposan skala rumah tangga.
Selain itu, diharapkan para peserta dapat mempraktikkan cara mengompos dengan tepat, sehingga dapat juga menghasilkan alternatif pupuk organik yang bermanfaat bagi petani.
”Pelatihan tidak hanya selasai sekali namun setelah itu ada monitoring 2 minggu dan ada pengajuan pendanaan total 20 juta buat peserta yang ingin menginisiasi budaya mengompos di lingkungannya,” paparnya.
Dengan adanya program ini, lanjut Faris, diharapkan semakin banyak individu yang terlibat dalam upaya pengelolaan sampah organik secara mandiri.
”Langkah kecil ini dapat menjadi awal perubahan menuju Jepara yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan,” pungkas dia.
Murianews, Jepara – Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bandengan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, semakin mengkhawatirkan dengan tumpukan sampah yang terus menggunung.
Menyikapi hal ini, sekelompok remaja yang tergabung dalam komunitas lingkungan Jepara Green Generation (JEGEG) berinisiatif menggelar pelatihan pengolahan kompos sebagai solusi darurat sampah.
Pada Minggu (9/3/2025), JEGEG mengadakan Workshop Kompos Muda #3 di Balai Desa Tahunan, bekerja sama dengan YAPPIKA Action Id.
Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 18 peserta dari berbagai komunitas remaja. Tujuannya adalah untuk membekali generasi muda dengan keterampilan mengelola sampah organik menjadi kompos yang bermanfaat.
”Pelatihan ini merupakan rangkaian program Kompos Muda yang terdiri atas workshop, monitoring, dan pemberian pendanaan. Target sasaran yaitu orang muda berusia minimal 18 tahun dari berbagai daerah dan organisasi,” kata Ketua JEGEG, Faris Nur Khulafa, Senin (10/3/2025).
Dia mengatakan, JEGEG memprioritaskan kelompok masyarakat yang membutuhkan manajemen sampah organik, maupun organisasi pecinta lingkungan yang ingin membudayakan pengomposan.
Kegiatan yang bertajuk Kompos Muda - Training of Trainer Tenaga Ahli Kompos ditujukan untuk kaderisasi orang muda menjadi key person manajemen sampah organik berkelanjutan.
”Dilaksanakan workshop sekitar 18 peserta dan pelatihan akan berlangsung secara blended seperti seminar offline, buku saku, panduan digital, serta diskusi dalam grup WhatsApp,” beber Faris.
Kurangi timbunan sampah...
Faris menyebut, pelatihan ditujukan sebagai upaya mengurangi timbulan sampah organik di TPA Bandengan Jepara melalui pengomposan skala rumah tangga.
”Training ini tentunya ingin membentuk tenaga ahli kompos yang dapat melatih masyarakat dan membudayakan pengomposan di Jepara,” ungkap dia.
Selain itu, diharapkan para peserta dapat mempraktikkan cara mengompos dengan tepat, sehingga dapat juga menghasilkan alternatif pupuk organik yang bermanfaat bagi petani.
”Pelatihan tidak hanya selasai sekali namun setelah itu ada monitoring 2 minggu dan ada pengajuan pendanaan total 20 juta buat peserta yang ingin menginisiasi budaya mengompos di lingkungannya,” paparnya.
Dengan adanya program ini, lanjut Faris, diharapkan semakin banyak individu yang terlibat dalam upaya pengelolaan sampah organik secara mandiri.
”Langkah kecil ini dapat menjadi awal perubahan menuju Jepara yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan,” pungkas dia.
Editor: Supriyadi