KH Ahmad Fauzan Jepara, Ulama Sekaligus Politisi Ulung
Faqih Mansur Hidayat
Jumat, 21 Maret 2025 17:45:00
Murianews, Jepara – KH Ahmad Fauzan dari Jepara, Jawa Tengah (Jateng) tak hanya dikenal sebagai ulama. Tetapi juga dikenal sebagai politisi ulung.
Mengutip jurnal garapan M Dalhar berjudul ‘Kiai Ahmad Fauzan: Pemikiran dan Peranannya di Kabupaten Jepara, 1942-1972’ yang terbit dalam jurnal Indonesian Historical Studies Vol. 3 tahun 2019, KH Ahmad Fauzan hidup di rentang tahun 1905-1972 M.
Dijelaskan, ketika Nahdlatul Ulama (NU) menjadi partai politik pada 1952, KH Ahmad Fauzan tampil sebagai suriyah partai.
Benih-benih perpecahan antara NU dan Masyumi sudah tampak dalam Kongres Masyumi keempat di Yogyakarta pada Desember 1949. Ia turut mendukung keputusan pemisahan NU terhadap Masyumi.
Saat menjadi rais syuriah itu, KH Ahmad Fauzan memposisikan NU sebagai organisasi sosial-keagamaan maupun sebagai partai politik memiliki peranan yang penting dan strategis.
Artinya, baik kebijakan maupun program-program partai terutama dalam Pemilu 1955 harus mendapatkan pertimbangan dan restu dari suriyah.
KH Fauzan dengan jaringan politik yang luas, sekurang-kurangnya dengan massa di pedesaan, telah memberikan dampak yang signifikan kepada partai.
Perjalanan sebagai seorang kiai keliling dari satu desa ke desa secara konsisten menjadikan banyak murid atau pengikutnya mengikuti pilihan politiknya.
Berdakwah...
Tampaknya motif politik bukanlah tujuan utama kegiatan dakwah yang dilakukan Fauzan sejak 1930-an. Kegiatan politik lebih dimaknai sebagai sebuah sarana untuk berdakwah.
Sikap KH Fauzan yang santun baik kepada kawan maupun lawan, tanpa menafikan komponen Partai NU yang lain, adalah tiga dari sekian banyak faktor yang menjadikan NU Cabang Jepara berhasil dalam agenda politiknya.
Kemenangan Partai NU di Jepara pada Pemilu 1955, serta kondisi daerah yang relatif terjaga tidak dapat dilepaskan dari kontribusi KH Fauzan sebagai pimpinan partai.
Dari 537 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di wilayah Jepara, Partai NU menang di sebagian besar TPS untuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Pada Pemilu DPRD tahap pertama 29 September 1955, terlihat Partai NU di Jepara unggul dan memenangkan kontestasi pemilihan anggota di parlemen. Kemenangan Partai NU di Jepara jauh lebih unggul di antara tiga partai yang lain, yaitu: PNI, PKI, dan Masyumi.
Para calon legislatif dari Partai NU Jepara tersebar merata di wilayah Jepara. Mereka adalah para pengurus NU di tingkat kecamatan atau MWC yang memenuhi persyaratan untuk menjadi wakil rakyat.
Pada Pemilu selanjutnya, yaitu 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Dewan Konstituante, NU Jepara kembali mengukir kemenangan mutlak di atas tiga partai besar lainnya.
Kemenangan Partai NU di Jepara pada Pemilu 1955 tidak dapat dipisahkan dari kiprah KH Fauzan. Atas kemenangan mutlak Partai NU di Jepara, sebagai pimpinan partai, KH Ahmad Fauzan memiliki kesempatan untuk menjadi bupati Jepara.
Mendapat Dukungan Luas...
Banyak kalangan yang menilai Fauzan akan mengambil kesempatan tersebut. Akan tetapi, dugaan tersebut salah. Pilihan yang diambil adalah dengan memberikan kepada kader NU yang lain. Jabatan tersebut dipercayakan kepada Sahlan.
Posisinya sebagai panutan masyarakat menjadikan faktor penting atas kemenangan Partai NU di Jepara.
Di samping itu, banyaknya masyarakat yang mengenalnya melalui pengajian dan kampanye-kampanye yang dilakukan cenderung bersikap santun menjadi faktor yang lain. Tidak sulit bagi KH Fauzan untuk mendapatkan dukungan politik dari masyarakat luas.
Editor: Dani Agus



