Kamis, 20 November 2025

 

”Zaman dulu, patokan waktunya itu menggunakan keadaan, kalau pagi sampai sore itu pakainya jam matahari, kalau malam melihatnya menggunakan mega (awan berwarna merah),” jelasnya. 

Ia mengatakan, hingga kini jam tersebut masih digunakan sebagai patokan waktu salat. Penghitungannya seminggu tiga kali, yaitu hari Senin, Rabu dan Jumat. Sebab posisi matahari diperkirakan bergeser setiap dua hari sekali. 

”Sekarang masih dipakai, seminggu tiga kali. Penggunaannya ini menggunakan waktu istiwak, perbedaannya sekitar 15-20 menit dari waktu nasional,” pungkasnya.

Editor: Anggara Jiwandhana

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler