”Ini adalah warisan dari leluhur kita. Jadi tetap harus kita lestarikan,” ucap Bupati Jepara Witiarso Utomo atau Wiwit.
Meskipun berjalan sukses, Wiwit menilai prosesi larungan kepala kerbau itu harus dikemas lebih baik. Tahun depan, dia ingin menata prosesi larungan lebih terkonsep.
Dengan begitu, lanjut Wiwit, diharapkan akan semakin banyak wisatawan yang tertarik untuk datang ke larungan yang digelar saban tujuh hari setelah Idulfitri itu.
”Ke depan, kita akan konsep lebih bagus lagi. Agar banyak wisatawan yang datang. Sehingga daya tarik wisata ke Jepara semakin membaik,” harap Wiwit.
Murianews, Jepara – Tradisi larungan kepala kerbau di laut Jepara, Jawa Tengah (Jateng) kembali digelar, Senin (7/4/2025). Seperti tahun-tahun sebelumnya, larungan berjalan meriah.
Kepala kerbau beserta berbagai sesaji yang ditaruh di miniatur kapal itu mula-mula diarak dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ujungbatu, Kecamatan Jepara.
Kemudian, kapal diarak dengan perahu. Seperti pasukan perang, ratusan perahu nelayan ikut mengarak kepala kerbau hingga di sebelah utara Pulau Panjang.
Sesampainya di sana, rombongan pejabat dan masyarakat memanjatkan doa. Setelah itu, kepala kerbau dilarung.
Dalam sekelebat, sejumlah pria melompat dari atas perahu masinh-masing. Tanpa pelampung, mereka berebut menyergap miniatur kapal. Beberapa pria yang berhasil sampai lebih dulu, langsung mengambil kepala kerbau dan berbagai sesaji itu.
Kepala kerbau kemudian diangkat ke atas perahu pria yang berhasil mendapatkannya. Kepala kerbau diangkat tinggi-tinggi.
Mereka bersorakan. Kemudian, kepala kerbau kembali mereka lempar ke laut. Bagi masyarakat, kepala kerbau dilarang dibawa kembali ke darat.
Diketahui, larungan kepala kerbau ini merupakan tradisi yang sudah turun temurun bagi masyarakat pesisir Jepara. Kepala kerbau dan sesajen yang dilarung itu dipersembahkan kepada leluhur yang mereka yakini.
Warisan Leluhur...
”Ini adalah warisan dari leluhur kita. Jadi tetap harus kita lestarikan,” ucap Bupati Jepara Witiarso Utomo atau Wiwit.
Meskipun berjalan sukses, Wiwit menilai prosesi larungan kepala kerbau itu harus dikemas lebih baik. Tahun depan, dia ingin menata prosesi larungan lebih terkonsep.
Dengan begitu, lanjut Wiwit, diharapkan akan semakin banyak wisatawan yang tertarik untuk datang ke larungan yang digelar saban tujuh hari setelah Idulfitri itu.
”Ke depan, kita akan konsep lebih bagus lagi. Agar banyak wisatawan yang datang. Sehingga daya tarik wisata ke Jepara semakin membaik,” harap Wiwit.
Editor: Dani Agus
