Untuk itu, pihaknya sudah menerjunkan tim petugas kesehatan ke pasar-pasar hewan yang ada di Kota Ukir. Setiap pasar, DKPP Jepara menempatkan tiga hingga empat petugas kesehatan hewan. Mereka berkewajiban memantau dan mengontrol ternak masuk yang ditawarkan sebagai hewan kurban.
“Sebisa mungkin (ternak berpenyakit) ditahan. Meskipun tidak bisa 100 persen terkontrol,” ujar dia.
Di sisi lain, saat ini DKPP Jepara sedang gencar melakukan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK). Kini terdapat 1.525 dosis vaksin PMK di Jepara. Penyuntikannya dimulai kemarin, Jumat (23/5/2025).
Kepada masyarakat, Muhdofir mengimbau agar lebih jeli dan berhati-hati saat ingin membeli ternak untuk hewan kurban. Pembeli mesti tahu kejelasan rekam jejak hewan kurban yang diinginkan.
“Biasanya, beli hewan kurban langsung ke petani lebih kecil risikonya (penyakit),” imbau Mudhofir.
Murianews, Jepara - Menjelang hari raya kurban atau Iduladha, Pemerintah Kabupaten Jepara (Pemkab Jepara), Jawa Tengah (Jateng) mulai mewaspadai distribusi ternak atau hewan kurban dari luar daerah. Dikhawatirkan, ternak-ternak yang masuk membawa virus atau penyakit.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Jepara (DKPP Jepara), Mudhofir melihat, dalam beberapa pekan terakhir, semakin banyak ternak untuk hewan kurban yang keluar masuk di sejumlah pasar hewan di Jepara.
Mudhofir menyebut, biasanya ternak untuk hewan kurban masuk dari Jatirogo Kabupaten Tuban, Wirosari Kabupaten Grobogan, Blora dan Pamotan Kabupaten Rembang. Situasi seperti ini menjadi hal biasa menjelang iduladha.
“Sudah semakin banyak (ternak) yang keluar masuk. Itu berasal dari sejumlah daerah,” kata Mudhofir, Sabtu (24/5/2025).
Bagi Mudhofir, lalu lintas distribusi ternak untuk hewan kurban lintas daerah tetap harus diwaspadai potensi penyebaran virus atau penyakit ternak. Paling dikhawatirkan, bisa jadi ternak dari luar daerah berperan sebagai vektor penyakit.
“Di sana (luar daerah) tertular (wilayah sumber penyakit) belum menunjukkan gejala sakit. Tapi masuk ke Jepara membawa virus. Itu sangat mungkin terjadi,” jelas Mudhofir.
Petugas Kesehatan...
Untuk itu, pihaknya sudah menerjunkan tim petugas kesehatan ke pasar-pasar hewan yang ada di Kota Ukir. Setiap pasar, DKPP Jepara menempatkan tiga hingga empat petugas kesehatan hewan. Mereka berkewajiban memantau dan mengontrol ternak masuk yang ditawarkan sebagai hewan kurban.
“Sebisa mungkin (ternak berpenyakit) ditahan. Meskipun tidak bisa 100 persen terkontrol,” ujar dia.
Di sisi lain, saat ini DKPP Jepara sedang gencar melakukan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK). Kini terdapat 1.525 dosis vaksin PMK di Jepara. Penyuntikannya dimulai kemarin, Jumat (23/5/2025).
Kepada masyarakat, Muhdofir mengimbau agar lebih jeli dan berhati-hati saat ingin membeli ternak untuk hewan kurban. Pembeli mesti tahu kejelasan rekam jejak hewan kurban yang diinginkan.
“Biasanya, beli hewan kurban langsung ke petani lebih kecil risikonya (penyakit),” imbau Mudhofir.
Editor: Budi Santoso