Rabu, 19 November 2025

Murianews, Makkah – Masakan rumahan khas Indonesia nyatanya memang menjadi satu hal yang paling diinginkan para jemaah haji Jepara di Tanah Suci.

Tak terkecuali Ali Akhmadi, jemaah haji Jepara asal Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, yang mengaku hampir setiap hari memasak sendiri di kamar hotelnya.

Dia kerap bosan dengan menu makan yang disediakan panitia haji. Sebab meski menunya makanan nusantara, Ali merasa lidahnya kurang cocok dengan masakan itu.

”Saya setiap malam bikin nasi goreng. Sama daging-daging yang tidak dimakan, kadang saya bikin sayur asam-asam. Banyak makanan yang enggak dimakan disetorkan ke sini. Jadi memanfaatkan makanan yang tidak termakan,” kata Ali saat dihubungi Murianews.com lewat sambungan telepon, Sabtu (31/5/2025).

Bersama sembilan jemaah lainnya, Ali sudah mempersiapkan bekal dari kampung halaman.

Sebagai masyarakat pesisir yang terbiasa makan aneka olahan ikan, mereka membawa blenyik, ikan asin dan gerih. Mereka juga membawa bumbu dapur dari rumah.

”Saya sendiri bawa bumbu pecel, serundeng, abon, gerih. Juga jahe, serai, jeruk nipis, kembang telang, kencur, laris manis diminta teman-teman untuk mengatasi batuk. Jadi di sini ala-ala kaya di kampung,” sebut jemaah haji Jepara kelompok terbang (kloter) 44 itu.

Ali juga beberapa kali memasak sayur bening. Dia membeli berbagai sayuran di dekat hotel dengan harga rata-rata 5 real per ikat.

”Kalau siang-siang kan, butuh makanan yang segar-segar,” ujar Ali.

Editor: Anggara Jiwandhana

 

Komentar

Terpopuler