Jumat, 21 November 2025

”Mulai dari tahun ajaran 2022/2023, kami buka kelas 4,5 dan 6. Sedangkan kami hanya punya empat ruangan,” ujar Yani.

Akhirnya, lanjut Yani, pihak sekolah terpaksa menyusun ruangan dengan cara menyekatnya dengan tripleks. Jumlah siswa yang sedikit memang masih memungkinkan penyekatan itu dilakukan.

Terlihat, ruangan berukuran 7 x 7 meter itu disekat dengan tripeks menjadi dua. Andaikan siswa naik ke atas meja misalnya, maka mereka bisa melihat siswa lain di ruang sebelahnya.

Dengan kondisi miris seperti itu, proses pembelajaran menjadi tak kondusif. Para siswa pun mengakui tak bisa fokus dengan pelajaran.

Empat ruangan tersebut, jelas Yani, tiga ruangan dibagi menjadi dua ruang antarkelas yang memungkinkan. Yaitu, kelas 1 disekat dengan kelas 3, kelas 6 disekat dengan kelas 2, kelas 4 disekat dengan ruang guru dan kepala sekolah.

”Sedangkan bangunan yang baru dibangun pada 2024, kami prioritaskan untuk kelas 5. Sebagai tolok ukur UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer),” ujar Yani.

Yani mengaku bahwa pihak sekolah tak bisa berbuat banyak. Sebab beberapa kali mengajukan bantuan gedung baru kepada pemerintah tak kunjung terealisasi.

Di sisi lain, warga setempat tetap ingin menyekolahkan anak-anaknya di SDN 3 Kaliombo itu hingga lulus kelas 6.

Editor: Dani Agus

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler