Selain di sana, Dukuh Bandengan Desa Surodadi kini juga semakin waspada. Saat ini kondisi air laut sudah berada persis di belakang permukiman warga. Ada sekitar 170 Kartu Keluarga (KK) yang kehidupannya terancam abrasi.
”Kita tinjau langsung dan kita ajukan ke pemerintah pusat agar ada perhatian khusus. Kita butuh sabuk pengaman pantai agar dua desa ini tidak hilang,” kata Wiwit.
”Mudah-mudahan segera masuk dan direalisasikan oleh pemerintah pusat. Estimasi anggaran masih kita hitung, mungkin satu hingga dua minggu ke depan sudah ada angka pastinya,” tambahnya.
Murianews, Jepara – Bencana abrasi menjadi bayang-bayang nyata bagi pesisir di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng). Di wilayah Jepara Selatan, ada enam desa yang terancam tenggelam akibat abrasi.
Enam desa yang berada di Kecamatan Kedung itu adalah Desa Tanggultlare, Kalianyar, Panggung, Bulak Baru, Surodadi dan Kedungmalang. Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Jepara pun menganggap abrasi sebagai isu krusial.
Di Dukuh Tlare Desa Tanggultlare misalnya, saat ini jarak pedukuhan tersebut dari bibir pantai sekitar 200 meter.
Petinggi Desa Tanggultlare Kosnadi mengungkapkan jika ancaman abrasi di wilayahnya bukan hal baru. Abrasi mulai terasa sejak tahun 1988.
”Dahulu ada dukuh yang berjarak dua kilometer dari bibir pantai, namun kini sudah terkena abrasi dan direlokasi. Waktu itu sekitar 150 KK dipindahkan,” ungkapnya, Selasa (17/6/2025).
Dengan semakin dekatnya jarak laut dan daratan itu, menurutnya bila tidak ada penanganan serius, diperkirakan dalam 10 tahun ke depan, Dukuh Tanggul Tlare akan tenggelam sepenuhnya.
”Tanggultlare dihuni 250 KK dengan total 750 jiwa. Kami berharap ada penanganan khusus seperti pembangunan pagar pantai atau pemecah gelombang agar abrasi Jepara bisa dikendalikan,” harap Kosnadi.
Makin waspada...
Selain di sana, Dukuh Bandengan Desa Surodadi kini juga semakin waspada. Saat ini kondisi air laut sudah berada persis di belakang permukiman warga. Ada sekitar 170 Kartu Keluarga (KK) yang kehidupannya terancam abrasi.
Menanggapi masalah itu, Bupati Jepara Witiarso Utomo menyatakan bahwa saat ini pihaknya fokus memperhatikan abrasi di wilayah Jepara selatan itu. Dia menyadari bahwa kondisinya semakin memprihatinkan dan daratan berpotensi hilang.
”Kita tinjau langsung dan kita ajukan ke pemerintah pusat agar ada perhatian khusus. Kita butuh sabuk pengaman pantai agar dua desa ini tidak hilang,” kata Wiwit.
Bupati juga menyebutkan bahwa usulan pembangunan sea wall atau tanggul laut yang direncanakan sampai Jepara telah diusulkan juga terkait masalah abrasi tersebut.
”Mudah-mudahan segera masuk dan direalisasikan oleh pemerintah pusat. Estimasi anggaran masih kita hitung, mungkin satu hingga dua minggu ke depan sudah ada angka pastinya,” tambahnya.
Editor: Anggara Jiwandhana