Di sisi lain, saat ini produk milik Maskur sedang dalam perjalanan menuju AS. Maskur mengirimkan furniturnya pada jelang akhir Juni 2025 lalu lewat jalur laut. Dia memprediksi produknya sampai AS pada akhir Juli.
Rata-rata, sebut Maskur, pengiriman barang dari Indonesia ke AS memakan waktu antar 38-45 hari. Namun karena saat ini sedang situasi perang, waktu perjalanan laut tidak dapat diprediksi.
Sebab beberapa selat, seperti Selat Swiss, tak bisa dilewati kapal pengekspor. Akhirnya harus memutar hingga Afrika Selatan.
”Akhirnya perjalanan bisa sampai 65 hingga 75 hari. Yang lebih mengkawatirkan, sebelum tiba di sana, tiba-tiba tarif baru sudah diterapkan. Tapi (kelihatannya) saya masih safe (aman),” ungkap Maskur.
”Kami berharap kapal sampai di AS sebelum 1 Agustus 2025. Agar tidak terkena tarif 32 persen,” harap Maskur.
Murianews, Jepara – Para eksportir furniture tujuan Amerika Serikat (AS) nyaris dibuat mati kutu dengan kebijakan tarif pajak impor 32 persen dari Donald Trump. Bahkan, sebagian eksportir terpaksa menunda pengiriman furnitur ke negeri Paman Sam itu.
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Maskur Zaenuri menyatakan kebijakan tarif Trump yang rencananya diterapkan mulai 1 Agustus 2025 itu jauh di luar prediksi para pengusaha.
”Gonjang-ganjing tarif 32 persen itu memang di luar prediksi kita. Karena asosiasi (HIMKI) sudah meminta pemerintah melakukan negosiasi (dengan AS) semaksimal mungkin,” kata Maskur saat dihubungi Murianews.com lewat sambungan telepon, Jumat (11/7/2025).
Maskur mengungkapkan, dampak yang paling dirasakan para pengusaha saat ini adalah terjadinya psikoligis market yang tidak menentu. Itu terjadi karena dalam menetapkan tarif, menurut Maskur, Trump melakukannya dengan semaunya sendiri.
”Sepertinya, Trump ini kan akan mengacak-acak untuk mencari keseimbangan baru. (Penerapan tarif Trump) Di ilmu ekonomi itu memang tidak ada. Apalagi, kebijakannya itu berubah-ubah cepat sekali,” jelas Maskur.
Sebelum kebijakan tarif impor 32 persen ini dihembuskan Trump, kata Maskur, para pengusaha furniture dan buyer telah melakukan negosiasi ulang.
Namun tiba-tiba Trump ’berulah’ dengan kebijakan baru itu yang secara langsung membuat dunia furniture terhantam.
Maskur menyebutkan, ekspor furnitur dari Kota Ukir ke AS sebesar 54 persen. Sebagai salah satu eksportir dari Jepara, dia sendiri memiliki pasar di AS sekitar 18-20 persen. Sisanya berada di Eropa.
Terus Pantau Situasi...
Saat ini, antara Maskur dan para buyer-nya masih terus memantau situasi yang mungkin saja terjadi. Kekhawatirannya adalah apabila Trump tiba-tiba mengubah keputusan dengan mempercepat penerapan tarif baru itu sebelum 1 Agustus.
Di sisi lain, saat ini produk milik Maskur sedang dalam perjalanan menuju AS. Maskur mengirimkan furniturnya pada jelang akhir Juni 2025 lalu lewat jalur laut. Dia memprediksi produknya sampai AS pada akhir Juli.
Rata-rata, sebut Maskur, pengiriman barang dari Indonesia ke AS memakan waktu antar 38-45 hari. Namun karena saat ini sedang situasi perang, waktu perjalanan laut tidak dapat diprediksi.
Sebab beberapa selat, seperti Selat Swiss, tak bisa dilewati kapal pengekspor. Akhirnya harus memutar hingga Afrika Selatan.
”Akhirnya perjalanan bisa sampai 65 hingga 75 hari. Yang lebih mengkawatirkan, sebelum tiba di sana, tiba-tiba tarif baru sudah diterapkan. Tapi (kelihatannya) saya masih safe (aman),” ungkap Maskur.
Pada situasi tersebut, Maskur dan para buyer sedang berupaya saling menyelamatkan. Namun konsekuensinya adalah terjadinya pengurangan harga dan lainnya.
”Kami berharap kapal sampai di AS sebelum 1 Agustus 2025. Agar tidak terkena tarif 32 persen,” harap Maskur.
Dari informasi yang dia dapatkan, sejumlah eksportir besar dari Jepara, seperti CV Mandiri Abadi, PT Kota Jati Furindo dan beberapa lainnya, menunda pengiriman ke AS. Sebab mereka tidak ingin mengambil resiko yang lebih besar.
Editor: Zulkifli Fahmi