Edi menyebut, anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 tersebut memang belum mampu mencakup seluruh kebutuhan rehabilitasi. Akhirnya, prioritas anggaran rehabilitasi diberikan kepada sekolah-sekolah rusak kategori rusak berat.
“Pemkab Jepara sedang mengupayakan agar bisa segera mendapat anggaran (tambahan),” ucap Edy.
Di sisi lain, Bupati Jepara Witiarso Utomo telah bertemu dengan Sekretaris Direktorat Jenderal PAUD Kemendikdasmen, Dr. Eko Susanto, pada Selasa (29/7/2025) lalu. Dalam pertemuan tersebut, Bupati menyampaikan harapannya agar pada tahap kedua, jumlah bantuan dapat diperluas.
“Harapan kami, di tahap berikutnya ini jumlahnya bisa lebih banyak lagi, khususnya untuk satuan pendidikan yang mengalami kerusakan berat maupun sedang,” harap Witiarso.
Murianews, Jepara – Ratusan sekolah di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) dilaporkan mengalami kerusakan. Sayangnya, sampai saat ini belum ada anggaran yang cukup untuk memperbaiki tempat belajar anak-anak bersekolah.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Jepara, hingga saat ini ada 237 satuan pendidikan (sekolah) yang rusak. Mulai dari jenjang Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kepala Bidang Sekolah Dasar di Disdikpora Jepara, Edi Utoyo memaparkan, di tingkat TK, terdapat 12 ruang di 4 sekolah yang rusak. Kebutuhan anggaran rehabilitasinya diperkirakan mencapai sekitar Rp 2,1 miliar.
Kemudian, tercatat ada 599 ruang di 211 sekolah tingkat SD yang mengalami kerusakan. Total kebutuhan anggarannya diperkirakan mencapai sebesar Rp 89,8 miliar. Lalu, dilaporkan pula ada 108 ruang kelas di 22 sekolah SMP dengan kondisi rusak berat. Anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan sekitar Rp 15 miliar.
Edy menyebut, beberapa sekolah mengalami kerusakan cukup parah. Antara lain SDN 3 Margoyoso yang atapnya rusak, SDN 1 Damarjati yang atapnya rusak hingga disangga menggunakan kayu. Demikian juga SDN 2 Bungu, dindingnya miring, dan SDN 2 Tigajuru yang atapnya juga di sangga dengan kayu.
“Rata-rata sekolah rusak karena atapnya yang dimakan rayap dan alasnya retak,” jelas Edy, Jumat (1/8/2025).
Untuk menangani kerusakan di ratusan sekolah tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara telah mengajukan permohonan bantuan dana sebesar Rp 107 miliar kepada pemerintah pusat. Dari total anggaran yang diajukan, baru sebagian yang bisa terealisasi, yakni perbaikan untuk 25 sekolah rusak.
“Anggaran yang sudah ada memang belum bisa mengcover semua, tapi sedang kami upayakan. Dari 25 paket itu (sekolah), rehabilitasi untuk SMP sudah dimulai. SD akan dimulai sekitar awal bulan Agustus,” ujar Edy.
Belum Mencakup...
Edi menyebut, anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 tersebut memang belum mampu mencakup seluruh kebutuhan rehabilitasi. Akhirnya, prioritas anggaran rehabilitasi diberikan kepada sekolah-sekolah rusak kategori rusak berat.
“Pemkab Jepara sedang mengupayakan agar bisa segera mendapat anggaran (tambahan),” ucap Edy.
Di sisi lain, Bupati Jepara Witiarso Utomo telah bertemu dengan Sekretaris Direktorat Jenderal PAUD Kemendikdasmen, Dr. Eko Susanto, pada Selasa (29/7/2025) lalu. Dalam pertemuan tersebut, Bupati menyampaikan harapannya agar pada tahap kedua, jumlah bantuan dapat diperluas.
“Harapan kami, di tahap berikutnya ini jumlahnya bisa lebih banyak lagi, khususnya untuk satuan pendidikan yang mengalami kerusakan berat maupun sedang,” harap Witiarso.
Editor: Budi Santoso