Setiap penyedia membawa komoditas pangan dalam jumlah besar. Total di antaranya beras 5 ton dan minyak goreng 1.100 liter.
”Kita berharap kegiatan semacam ini terus berkelanjutan, guna menjaga daya beli masyarakat serta menekan laju inflasi di daerah,” tandas Diyar.
Murianews, Jepara – Ratusan warga di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) menyerbu pasar murah dadakan di kawasan Shoping Centre Jepara (SCJ), Jumat (1/8/2025) pagi. Saat membeli sembako, mereka mendapatkan bonus bibit tanaman.
Pasar murah tersebut merupakan agenda ke-15 dari gerakan pangan murah. Ada sembilan stan sembako yang menjajakan dagangan dengan harga lebih murah dibanding harga di pasar.
Rinciannya, beras Bulog dijual Rp 11.600 per kilogram, lebih murah dibanding harga pasar yang berkisar Rp 14.000-Rp 15.000.
Kemudian, minyak goreng ditawarkan seharga Rp 15.500 per liter, dan telur Rp 25.000 per kilogram, di bawah harga pasar Rp 27.500.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Jepara Diyar Susanto menjelaskan, bahwa kegiatan ini rutin digelar dua pekan sekali. Gerakan pangan murah dimaksudkan untuk menahan laju inflasi dan stabilitas harga.
”Gerakan ini kami jalankan agar ketersediaan pangan tetap terjaga dan masyarakat bisa memperoleh bahan pokok dengan harga terjangkau,” kata dia.
Pengunjung yang berbelanja di lapak menerima kupon untuk ditukar dengan bibit cabai dan tomat. Program ini mendorong warga memanfaatkan pekarangan rumah sebagai sumber pangan mandiri.
”Selain menjual pangan murah, kali ini kami tambahkan program pembagian bibit tanaman pekarangan. Tujuannya agar masyarakat bisa menanam sendiri di pekarangan rumah. Seperti cabai, nantinya warga tak perlu beli lagi. Karena sudah punya sendiri di rumah,” jelas Diyar.
Menekan Laju Inflasi...
Gerakan pangan murah ini, lanjut Diyar, melibatkan distributor pangan seperti Bulog, Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Kalingga Makmur Sejahtera, Indofood, dan Prima Food.
Setiap penyedia membawa komoditas pangan dalam jumlah besar. Total di antaranya beras 5 ton dan minyak goreng 1.100 liter.
”Kita berharap kegiatan semacam ini terus berkelanjutan, guna menjaga daya beli masyarakat serta menekan laju inflasi di daerah,” tandas Diyar.
Editor: Dani Agus