Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara – Tujuh tahun sudah Bank Sampah Induk (BSI) Jepara berdiri dan membumi. Meski begitu, saat ini kelompok itu masih perlu memperluas manfaatnya bagi lingkungan dan masyarakat.

Ketua BSI Jepara, Anis Surahman menyebut, saat ini pihaknya sudah mendampingi 158 bank sampah di Kota Ukir. Sejauh ini, mereka tak hanya berupaya mengurangi dampak negatif keberadaan sampah di masyarakat. Melainkan pengelolaannya juga.

Lebih dari itu, Anis mengatakan bahwa BSI juga menghasilkan keuntungan materiil bagi pengelola. Salah satu contohnya adalah tabungan di bank sampah induk yang saat ini dikonversi menjadi tabungan emas.

“Kami mendampingi masyarakat agar mengoptimalkan pengelolaan sampah, agar sampah bisa dijadikan benda yang bermanfaat dan sampah tidak menjadi beban TPA,” kata Anis, saat memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-7 BSI Jepara di Hutan Kota Jepara, Selasa (12/8/2025).

Kegiatan yang dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jepara, Ketua Komisi D DPRD Jepara Andi Rokhmat, dan penggiat Bank Sampah ini, menggaungkan kembali pentingnya menjaga bumi.

Ketua Komisi D, Andi Rokhmat mengapresiasi langkah Bank Sampah Induk Jepara yang telah berkontribusi banyak untuk pengelolaan sampah di Jepara. Ulang tahun ke-7 menunjukkan eksistensi dan komitmennya dalam mengelola sampah di Jepara.

“BSI Jepara memiliki komitmen dalam membina masyarakat untuk menjaga ekosistem lingkungan, dengan pengelolaan sampah yang baik,” ujar politisi PDI Perjuangan itu.

Generasi...

Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Pemeliharaan Lingkungan Hidup pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jepara, Nexon Hasiholan menyampaikan, kegiatan ini mengingatkan bahwa menjaga lingkungan bukan sekadar kewajiban, melainkan bentuk cinta kepada generasi masa depan.

“Melalui pengelolaan sampah yang bijak, kita menanam harapan akan bumi yang lebih sehat dan lestari,” kata Nexon.

Menurutnya, Bank Sampah hadir bukan hanya sebagai solusi pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Lebih dari itu, tetapi juga sebagai bentuk perlawanan terhadap budaya konsumtif dan pola hidup yang tidak ramah lingkungan. Dengan memilah, menabung, dan mengelola sampah, masyarakat sudah mengambil langkah kecil namun berdampak besar dalam menjaga keberlanjutan bumi.

“Mari teruskan semangat kolaborasi ini. Jadikan gerakan menjaga bumi sebagai bagian dari gaya hidup kita sehari-hari, demi mewujudkan generasi emas yang hidup dalam lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan,” imbuhnya.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler