Tahun 2024 lalu, Bumi Kartini mendapatkan predikat tersebut bersama dengan Kabupaten Sragen. Sementara predikat tertinggi Swasti Saba Wistara di Jateng hanya diraih Kabupaten Boyolali.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jepara, Mudrikatun menyebutkan, verifikasi tingkat pusat akan berlangsung pada 26 Agustus 2025 mendatang. Sehigga, dia perlu mendapatkan dukungan dan keterlibatan seluruh pihak.
”KKS bukan hanya tugas Dinas Kesehatan, tapi program lintas sektor yang menjadi tolok ukur keberhasilan pembangunan Kabupaten Jepara. Secara umum kita berada di kategori Wiwerda, namun kami berharap ada penambahan nilai dari berbagai OPD agar Jepara bisa mencapai Wistara,” kata Mudrikatun usai beraudiensi dengan Bupati Jepara Witiarso Utomo, Kamis (14/8/2025) sore.
Forum Kabupaten Jepara Sehat yang diketuai dr Dwi Susilowati bersama OPD terkait diminta mempersiapkan dokumen dan lokasi fokus (lokus) secara optimal.
Inovasi-inovasi yang telah berjalan pada 2023–2024 diharapkan dapat disampaikan secara lengkap pada proses penilaian.
”Nanti ketika proses wawancara, kegiatan sebelumnya bisa ditambahkan sehingga mendapat nilai tambahan di tahun yang sedang berjalan,” imbuh Mudrikatun.
Tahun ini, kata dia, verifikasi akan menilai 136 parameter pada 9 tatanan. Yaitu kehidupan sehat mandiri, Permukiman dan fasilitas umum, satuan pendidikan, pasar, perkantoran dan perindustrian, pariwisata, transportasi dan tertib berlalu lintas jalan, perlindungan sosial, penanganan bencana.
Murianews, Jepara – Pemerintah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah sedang bersiap menghadapi verifikasi atau penilaian Kabupaten/Kota Sehat (KKS) tahun 2025. Targetnya, Kota Ukir dapat meraih predikat Swasti Saba Wistara.
Tahun 2024 lalu, Bumi Kartini mendapatkan predikat tersebut bersama dengan Kabupaten Sragen. Sementara predikat tertinggi Swasti Saba Wistara di Jateng hanya diraih Kabupaten Boyolali.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jepara, Mudrikatun menyebutkan, verifikasi tingkat pusat akan berlangsung pada 26 Agustus 2025 mendatang. Sehigga, dia perlu mendapatkan dukungan dan keterlibatan seluruh pihak.
”KKS bukan hanya tugas Dinas Kesehatan, tapi program lintas sektor yang menjadi tolok ukur keberhasilan pembangunan Kabupaten Jepara. Secara umum kita berada di kategori Wiwerda, namun kami berharap ada penambahan nilai dari berbagai OPD agar Jepara bisa mencapai Wistara,” kata Mudrikatun usai beraudiensi dengan Bupati Jepara Witiarso Utomo, Kamis (14/8/2025) sore.
Forum Kabupaten Jepara Sehat yang diketuai dr Dwi Susilowati bersama OPD terkait diminta mempersiapkan dokumen dan lokasi fokus (lokus) secara optimal.
Inovasi-inovasi yang telah berjalan pada 2023–2024 diharapkan dapat disampaikan secara lengkap pada proses penilaian.
”Nanti ketika proses wawancara, kegiatan sebelumnya bisa ditambahkan sehingga mendapat nilai tambahan di tahun yang sedang berjalan,” imbuh Mudrikatun.
Tahun ini, kata dia, verifikasi akan menilai 136 parameter pada 9 tatanan. Yaitu kehidupan sehat mandiri, Permukiman dan fasilitas umum, satuan pendidikan, pasar, perkantoran dan perindustrian, pariwisata, transportasi dan tertib berlalu lintas jalan, perlindungan sosial, penanganan bencana.
Raih poin penuh...
Dari seluruh tatanan tersebut, lanjut Mudrikatun, tahun lalu Jepara meraih poin penuh pada satuan pendidikan, pariwisata, serta transportasi dan tertib berlalu lintas jalan.
Dengan kerja sama lintas sektor, Pemkab Jepara berharap tahun ini mampu meraih predikat tertinggi Swasti Saba Wistara.
Sementara itu, Witiarso Utomo meminta agar pihak terkait bekerja keras untuk mencapai target. Dia yakin target itu bisa tercapai.
Dia menegaskan, evaluasi indikator tatanan harus menjadi fokus utama, termasuk perbaikan pada aspek yang belum maksimal di tahun sebelumnya.
”Apa yang sudah kita capai ini harus bisa meningkat. Dengan kerja sama antar perangkat daerah, kita bisa memperbaiki kekurangan sehingga nilainya naik dan memaksimalkan yang sudah ada,” jelas Wiwit.
Editor: Cholis Anwar