Kamis, 20 November 2025

Murianews, Jepara – Rintisan Sekolah Rakyat di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) resmi dimulai hari ini, Selasa (30/9/2025). Sebanyak 75 siswa akan menjalani pendidikan dengan konsep asrama di Balai Latihan Kerja Pecangaan (BLK Pecangaan) itu.

Kepala Sekolah Rakyat Jepara, Asri Linda Listyaningrum menyebut, 75 siswa itu saat ini duduk di kelas 1 sampai kelas 5 SD. Rata-rata usia mereka 6-11 tahun.

Total ada 37 orang yang bertugas di Sekolah Rakyat Jepara. Rinciannya, 1 kepala sekolah, 3 guru kelas, 1 guru olahraga, 1 guru agama, 1 operator, 1 bendahara, 1 tata usaha, 4 wali asrama, 8 wali asuh, 6 satpam, 6 tenaga kebersihan dan 4 juru masak.

Berbeda dengan sekolah umum, para siswa Sekolah Rakyat ini akan dibagi menjadi tiga grup atau rombongan belajar (rombel). Pengelompokan itu disesuaikan dengan rentan kelas yang berdekatan. Untuk grup A akan diisi siswa kelas 1-2, lalu grup B akan diisi siswa kelas 3, sedangkan grup C akan diisi kelas 4-5.

“Kita bagi menjadi tiga rombel. Sesuai dengan usia dan kelas asalnya di SD sebelumnya. Sehingga kita dalam pembelajaranya, untuk fase-fase yang berdekatan kan enak,” kata Linda.

Linda mengatakan, Sekolah Rakyat akan menerapkan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi sekolah. Rencananya, akan ada pula program tahfidz Qur’an yang dijalankan saat malam hari.

“Rencananya kita akan merekrut guru tahfidz di sekitar wilayah ini,” ujar Linda.

MPLS...

Linda menyampaikan, Sekolah Rakyat Jepara ini dimulai dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selama dua pekan. Setelah itu, akan dijalankan program persiapan selama dua bulan.

“Setelah itu full pembelajaran sekolah formal dan pembimbingan mulai selesai sekolah sampai sore, malam, pagi dan sekolah lagi,” jelas Linda.

Sebagaimana asrama pada umumnya, siswa Sekolah Rakyat tak bisa setiap saat dikunjungi orang tua. Pihak sekolah hanya memberikan jadwal kunjungan dua pekan sekali.

Sementara itu, Bupati Jepara Witiarso Utomo berharap agar anak-anak bisa nyaman tinggal di asrama Sekolah Rakyat. Sebab semua fasilitas mereka dipenuhi oleh pemerintah pusat.

Para siswa itu mendapatkan fasilitas jatah makan tiga kali dan dua kali jatah snack setiap hari. Anak-anak itu akan tidur dalam satu kamar bersama teman-teman barunya. Satu kamar diisi enam siswa dengan tempat tidur berundak. Setiap anak mendapatkan seragam, baju olahraga, peralatan mandi, lemari khusus dan beberapa fasilitas lainnya.

“Satu siswa mendapatkan satu set (fasilitas) komplit. Mereka akan mendapatkan fasilitas yang luar biasa yang tidak didapat di sekolah lain. Semoga anak-anak betah, kerasan, sehingga bisa lancar pendidikannya di Sekolah Rakyat ini,” harap Wiwit.

Sebagai rintisan, Sekolah Rakyat Jepara ini menumpang sementara di gedung BLK Jepara yang masih dipakai oleh Dinas Koperasi, UKM, tenaga Kerja dan Transmigrasi (Diskopukmnakertrans) Jepara. Hari ini saja misalnya, masih ada peserta BLK Jepara yang tengah mengikuti program pelatihan mengukir.

Hati-hati...

Terkait hal itu, Wiwit meminta kepada kepala sekolah agar lebih berhati-hati menjaga anak-anak di lingkungan BLK Jepara. Karena lingkungan sekolah rakyat belum sepenuhnya khusus untuk sekolah.

“Ini kan lingkungannya bukan lingkungan Sekolah Rakyat saja, karena ini di BLK. Dekat jalan (raya) juga. Saya minta kepada ibu kepala sekolah agar anak-anak tidak melakukan kegiatan di luar BLK,” jelas Wiwit.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler