”Jemaah datang ke klinik satelit dibawa teman serombongan nya dengan keluhan tiba tiba sesak nafas setelah salat berjamaah di musala hotel,” ucap salah satu Tim kesehatan kloter 47 kepada kami via pesan singkat.
Satu hari sebelumnya, jemaah sempat mengeluhkan badannya gemetar setelah mandi. Namun kemudian membaik setelah minum air hangat.
”Tadi pagi jemaah juga sempat ikut kegiatan ke Masjidil Haram tanpa ada keluhan apapaun,” ungkapnya.
Murianews, Makkah – Ngatemi, jemaah haji Kudus meninggal di tanah suci dimakamkan hari ini, Rabu (28/5/2025) di Makkah.
Jenazah Ngatemi diantar oleh kerabat dan petugas haji daerah. Petugas dari Arab Saudi juga mendampingi prosesi pemakaman. Informasi yang murianews.com terima, kemungkinan besar jenazah dimakamkan di pemakaman Saroya.
Sebelum dimakamkan, jenazah jemaah haji Kudus meninggal itu berada di klinik satelit sektor 4 (Hotel 421) Oriens Shishah, Maktab Shishah Makkah.
Mantan Pj Bupati Kudus HM Hasan Chabibie yang juga merupakan anggota tim monev PPIH Arab Saudi juga sempat takziah dan menyampaikan belasungkawa pada keluarga.
Ibu Ngatemi berpulang dengan kondisi baik. Meski memang cukup mengagetkan banyak pihak. Mengingat sebelumnya, almarhumah beraktivitas seperti biasa.
Hanya saja, tak lama setelah menjalankan salat luhur berjamaah, tiba-tiba Ia mengeluhkan sesak napas. Petugas kesehatan pun sempat memberikan pertolongan.
Namun sudah beberapa kali dilakukan penanganan medis oleh petugas kesehatan haji, kondisinya tetap tak kunjung membaik. Jemaah haji Kudus meninggal di klinik satelit sektor 4 (Hotel 421) Oriens Shishah, Maktab Shishah Makkah.
Sesak napas...
”Jemaah datang ke klinik satelit dibawa teman serombongan nya dengan keluhan tiba tiba sesak nafas setelah salat berjamaah di musala hotel,” ucap salah satu Tim kesehatan kloter 47 kepada kami via pesan singkat.
Satu hari sebelumnya, jemaah sempat mengeluhkan badannya gemetar setelah mandi. Namun kemudian membaik setelah minum air hangat.
”Tadi pagi jemaah juga sempat ikut kegiatan ke Masjidil Haram tanpa ada keluhan apapaun,” ungkapnya.
Editor: Anggara Jiwandhana
