Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Buah parijoto atau Medinilla Speciosa memang tak hanya tumbuh di pegunungan muria. Buah yang kaya dengan antioksidan ini juga tumbuh di pegunungan Andong Magelang, Kalimantan, hingga Filipina.

Hanya saja, pengolahan buah parijoto hanya ada di Muria. Utamanya di Kabupaten Kudus, Jepara, dan Kabupaten Pati. Produk olahannya pun beragam seperti sirop, kripik, dan permen. Lalu, muncul produk baru yakni teh dan kombucha.

Sejauh ini, parijoto juga dilirik pasar internasional. Parijoto yang merupakan tanaman semak juga dijadikan tanaman hias di Eropa dan Amerika.

Di Kudus sendiri, satu kilogram parijoto dibanderol dengan harga Rp 75 ribu hingga Rp 100 ribu jika musim hujan. Apabila musim kemarau harganya naik menjadi Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu, satu kilogram buah parijoto bisa menjadi 100 liter sirop.

Sedangkan siropnya dijual dengan harga mulai dari Rp 45 ribu hingga Rp 130 ribu tergantung ukurannya. Untuk kripik parijoto dibanderol dengan harga Rp 25 ribu per bungkus.

Teh terdapat dua varian yakni celup dan tubruk. Teh tubruk harganya Rp 100 ribu per 50 gram, sedang teh celup Rp 120 ribu untuk satu toples, berisi 20 buah.

Menurut Triyanto, petani parijoto dari Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus pembuatan olahan parijoto seluruhnya berbahan alami. Produknya benar-benar tanpa bahan buatan.

”Tidak ada campuran bahan pengawet atau pemanis buatan, proses pengawetan berlangsung alamiah,” katanya kepada Murianews.com, Jumat (5/7/2024).

Triyanto menuturkan khasiat parijoto sangat banyak. Menurut mitos, parijoto baik dikonsumsi oleh ibu hamil. Bayinya akan lahir dengan sehat bahkan bisa ganteng atau cantik. Selain itu, parijoto disarankan bagi orang yang belum memiliki keturunan.

”Semula semua itu hanya dianggap sebagai mitos belaka,” ujarnya.

Namun, setelah diteliti, kandungan parijoto ternyata memiliki manfaat yang bagus bagi tubuh. Kandungan antioksidan alami bisa mengatasi kolesterol, mencegah kanker, hingga mengobati sariawan.

Triyanto menuturkan saat ini produk olahan ini menuju verifikasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Namun, sedang terkendala karena parijoto sendiri belum dinyatakan sebagai makanan.

”Saat ini masih terdaftar PIRT, untuk BPOM hampir dapat nunggu parijoto terdaftar sebagai komoditas makanan,” terangnya.

Selain makanan, produk parijoto sudah merambah ke bentuk lain. Mulai ada pengembangan menjadi sabun dan masker

Editor: Supriyadi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler