Rabu, 19 November 2025

Murianews, KudusPenghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di jenjang SMA dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Penghapusan jurusan disevut sebagai upaya untuk membebaskan siswa dalam menentukan minat akademiknya.

Proses penghapusan jurusan ini sudah bergulir sejak tahun 2022 sebagai bagian dari kurikulum merdeka. Saat ini progresnya sudah mencapai 95 persen.

Praktisi pendidikan dan dosen di Universitas Muria Kudus (UMK) Sucipto menanggapi hal tersebut sebagai upaya mengarahkan pendidikan bagi siswa. Adanya penghapusan jurusan sejatinya membuat para siswa lebih fokus pada minatnya.

”Sebenarnya sistem baru ini ditujukan agar siswa lebih fokus. Misal siswa itu ingin kuliah kedokteran, maka ia bisa mendalami mata pelajaran biologi dan kimia. Begitu pun dengan yang lainnya,” katanya kepada Murianews.com, Selasa (23/7/2024).

Ia menilai sistem baru tersebut lebih terstruktur. Para siswa tidak terlalu banyak belajar yang dilaur talentanya.

Ia menyebut, penghapusan jurusan bukan berarti meniadakannya. Namun, hal ini bersifat lebih untuk mengarahkan pada potensi siswa.

”Program ini nantinya membuat siswa lebih kompeten dalam hal yang diminatinya. Jika siswa minat dalam kebahasaan maka akan bisa diperbanyak mata pelajaran bahasa,” terang Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMK itu.

Sucipto mengungkapkan, kebijakan ini juga diupayakan untuk menghapus label bahwa jurusan IPA itu favorit. Hal itu menjadikan sekolah dengan Jurusan IPA dinilai bagus.

”Akhirnya kan pilihan sekolah banyak campur tangan dari orang tua. Dengan demikian siswa tidak bebas memilih,” sebutnya.

Ia menyatakan, kendala dalam menerapkan ini adalah persoalan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk memberikan fokus dan penekanan pada siswa perlu pendidik yang kompeten dan jumlahnya banyak.

Untuk menunjang kebijakan ini, sekolah harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Mereka dituntut untuk bisa menyesuaikan pada kurikulum merdeka ini.

”Memang kalau sekolah belum siap dalam hal tenaga pendidiknya bisa kurang maksimal. Namun, jika sudah siap, maka bisa memperoleh hasil yang baik,” terangnya.

Editor: Dani Agus

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler