Produksi Benih Ikan di Kudus Terancam Menurun
Muhamad Fatkhul Huda
Kamis, 25 Juli 2024 19:50:00
Murianews, Kudus – Sudah beberapa bulan terakhir, Balai Benih Ikan (BBI) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah sudah tak produksi. Pembenihan ikan di Kudus pun terancam menurun.
Muhamad Isnuroso, Kepala Bidang Perikanan, Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus menyebut BBI kekurangan sarana dan prasarana. Selain itu, BBI tidak memiliki sumber daya yang mencukupi.
”Indukan ikan di sana sudah tua-tua, sudah layak diganti. Indukan di sana terakhir itu 2014,’’ katanya kepada Murianews.com, Kamis (25/7/2024).
Ia menyebutkan, alokasi dana untuk pembenihan sangatlah sedikit. Satu bidangnya itu tidak sampai Rp 100 juta per tahun.
Isnuroso menyatakan benih ikan paling banyak di Kudus adalah ikan lele dan nila. Ia menyebut benih tersebut sebenarnya tidak kalah kualitasnya dari benih kota lain.
’’Ukurannya lebih besar dari kota lain. Namun, untuk harga memang Kudus lebih mahal karena berbagai faktor,’’ terangnya.
Ia mengutarakan para pembudidaya kesulitan apabila mengambil bibit dari luar kota. Sebab, ini berisiko tinggi. Perlu adanya adaptasi dari ikan, jika gagal bisa mati.
Saat ini, Dispertan Kudus lebih mengandalkan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) untuk ketersediaan benih ikan. Apabila membutuhkan ikan, dispertan mengambil di UPR.
’’Misal ada kelompok masyarakat yang mengajukan proposal, kami memohon dana dari aspirasi untuk membelikan yang kelompok tersebut inginkan. Kami mengambilnya di UPR sudah jarang ke BBI lagi,’’ jelasnya.
Tahun 2024 sudah ada 12 kelompok yang mengajukan hibah. Desa Kesambi ada empat kelompok, Desa Mijen dua kelompok.
Desa Sadang, Desa Kutuk, Desa Karangmalang, Desa Wates, Desa Cendono, dan Desa Honggosoco masing-masing satu kelompok. Untuk isi pengajuannya beragam tergantung kebutuhan mereka.
Isnuroso berharap pembenihan ikan di Kudus bisa kembali meningkat. Ia meyakini bahwa benih ikan lokal memiliki kualitas yang bagus.
’’Semoga anggaran untuk pembenihan ikan di Kudus bisa lebih besar sehingga bisa memberdayakan masyarakat melalui sarpras dan kebutuhan lainnya,’’ harapnya.
Editor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Kudus – Sudah beberapa bulan terakhir, Balai Benih Ikan (BBI) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah sudah tak produksi. Pembenihan ikan di Kudus pun terancam menurun.
Muhamad Isnuroso, Kepala Bidang Perikanan, Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus menyebut BBI kekurangan sarana dan prasarana. Selain itu, BBI tidak memiliki sumber daya yang mencukupi.
”Indukan ikan di sana sudah tua-tua, sudah layak diganti. Indukan di sana terakhir itu 2014,’’ katanya kepada Murianews.com, Kamis (25/7/2024).
Ia menyebutkan, alokasi dana untuk pembenihan sangatlah sedikit. Satu bidangnya itu tidak sampai Rp 100 juta per tahun.
Isnuroso menyatakan benih ikan paling banyak di Kudus adalah ikan lele dan nila. Ia menyebut benih tersebut sebenarnya tidak kalah kualitasnya dari benih kota lain.
’’Ukurannya lebih besar dari kota lain. Namun, untuk harga memang Kudus lebih mahal karena berbagai faktor,’’ terangnya.
Ia mengutarakan para pembudidaya kesulitan apabila mengambil bibit dari luar kota. Sebab, ini berisiko tinggi. Perlu adanya adaptasi dari ikan, jika gagal bisa mati.
Saat ini, Dispertan Kudus lebih mengandalkan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) untuk ketersediaan benih ikan. Apabila membutuhkan ikan, dispertan mengambil di UPR.
’’Misal ada kelompok masyarakat yang mengajukan proposal, kami memohon dana dari aspirasi untuk membelikan yang kelompok tersebut inginkan. Kami mengambilnya di UPR sudah jarang ke BBI lagi,’’ jelasnya.
Tahun 2024 sudah ada 12 kelompok yang mengajukan hibah. Desa Kesambi ada empat kelompok, Desa Mijen dua kelompok.
Desa Sadang, Desa Kutuk, Desa Karangmalang, Desa Wates, Desa Cendono, dan Desa Honggosoco masing-masing satu kelompok. Untuk isi pengajuannya beragam tergantung kebutuhan mereka.
Isnuroso berharap pembenihan ikan di Kudus bisa kembali meningkat. Ia meyakini bahwa benih ikan lokal memiliki kualitas yang bagus.
’’Semoga anggaran untuk pembenihan ikan di Kudus bisa lebih besar sehingga bisa memberdayakan masyarakat melalui sarpras dan kebutuhan lainnya,’’ harapnya.
Editor: Zulkifli Fahmi