Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Rumah Khalwat dan Balai Budaya Rejosari (RKBBR) Kudus Gelar Agenda Ngangsu Banyu pada Sabtu, (24/8/2024). Kegiatan ini mengusung tema Cerita dari Sungai yang ditujukan untuk mengajak anak-anak agar meningkatkan kepedulian terhadap mata air dan sungai.

Ketua Panitia Acara, Irianto Gunawan menyebut agenda tersebut adalah sebuah kegiatan rutinan setiap tahunnya. Selama ini, acara Ngangsu Banyu sudah berjalan enam tahun.

”Setiap tahun dilakukan setelah tanggal 17 Agustus, salah satu upaya merayakan kemerdekaan RI,” katanya kepada Murianews.com, Sabtu (24/8/2024).

Ia menyampaikan, acara tersebut dimulai dari pembukaan lalu dilanjutkan dengan prosesi Ngangsu Banyu. Prosesi tersebut diisi dengan pementasan sebuah tarian yakni tari kahuripan.

Tarian tersebut dibawakan oleh dua orang penari. Tari kahuripan menceritakan terkait air yang memiliki makna kehidupan.

”Tarian itu tadi dibuat hanya dalam dua jam. Para penari memanglah penari senior yang background-nya dari sekolah tari di Jogja,” ungkapnya.

Selanjutnya, acara disambung dengan pementasan Wayang Kali yang dibawakan oleh Muhammad Hasan. Wayang Kali menggambarkan suasana kehidupan makhluk yang ada di sungai.

”Wayang kali yang dibawa Den Hasan mengajak anak-anak mendengarkan cerita terkait kepedulian lingkungan terutama pada sungai,” ujarnya.

Ia menyebut runtutan acara selanjutnya adalah pementasan musik. Kemudian, dilanjutkan dengan agenda makan bersama.

Ia mengatakan, makan bersama dilakukan dengan muluk (makan langsung menggunakan tangan). Hal tersebut dilakukan dengan maksud untuk menghayati kembali kegiatan-kegiatan tradisional dan kebersamaan.

Irianto berharap, kegiatan ini bisa memperkenalkan Balai Budaya Rejosari sebagai rumah persaudaraan. Ia menginginkan semua peserta yang mengikuti kegiatan bisa melebur menjadi satu.

”Anak-anak yang hadir di sini itu dari SD Kanisius, SD Cahaya Nur, dan SD Rejosari. Kami berangkat dengan perbedaan tapi di sini bisa menyatu. Tadi juga ada doa lintas iman, ada perwakilan dari Islam dan Katolik. Meskipun berbeda tapi kami adalah saudara, ini harus dibangun sejak dini,” terangnya.

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler