Jamur Merah asal Pegunungan Muria ini Mahal dan Langka
Muhamad Fatkhul Huda
Sabtu, 31 Agustus 2024 15:27:00
Murianews, Kudus – Jamur Merah, jamur endemik pegunungan Muria memiliki harga yang sangat mahal. Jamur ini bisa dibanderol hingga Rp 100 ribu per 250 gram.
Trinyanto, petani berasa dari Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus menyatakan, jamur tersebut termasuk langka. Jamur merah hanya tumbuh ketika musim kemarau memasuki waktu puncaknya.
’’Agustus hingga September tapi tahun 2024 ini karena cuaca tak menentu hasilnya kurang bagus. Ini kecil-kecil, kalau bagus itu bisa besar,’’ katanya kepada Murianews.com, Jumat (30/8/2024).
Ia mengungkapkan, waktu yang tepat tumbuhnya jamur tersebut adalah ketika musim kemarau dan berkabut. Apalagi saat itu ada sedikit gerimis.
Ia menyatakan, apabila malam hari ada gerimis dan berkabut maka pagi harinya orang-orang yang mencari jamur sudah pergi ke hutan. Mereka berbondong-bondong mencari jamur karena kondisi jamurnya pasti bagus dan besar.
Ia mengatakan, jamur merah hanya dapat dijumpai di pohon mranak. Pohon mranak merupakan pohon endemik pegunungan Muria
’’Dari tutur nenek moyang dan sejauh yang saya ketahui jamur ini hanya ada di pohon mranak. Bahkan, tidak semua pohon mranak ditumbuhi jamur ini,’’ ungkapnya.
Triyanto menyatakan, jamur merah rasanya seperti daging ayam. Oleh karena itu, jamur tersebut juga disebut dengan nama jamur ayam.
Ia menyebut, jamur merah memiliki tekstur kenyal dan empuk. Jamur tersebut biasa dibuat menjadi olahan makanan.
’’Biasanya dibuat tongseng atau botok. Jamur ini punya manfaat yang bagus. Setahu saya orang-orang mencari ini untuk obat penyakit dalam,’’ ujarnya.
Ia mengutarakan, masyarakat biasa menjualnya di area Terminal Colo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Bahkan, beberapa jamur merah selalu cepat habis dipesan orang.
Menurutnya, jamur ini tidak beracun, pengolahannya juga sangat mudah. Tidak perlu perlakuan khusus dalam mengolah Jamur merah.
’’Cukup direbus dan diberi bumbu dapur sudah enak. Ini menjadi makanan yang ditunggu-tunggu masyarakat Colo setiap tahunnya,’’ pungkasnya.
Editor: Zulkifli Fahmi



