Menurutnya, meskipun saat ini Kudus masih berada dalam posisi surplus pangan, upaya perluasan area tanam terus dilakukan untuk memastikan ketersediaan pangan, tidak hanya bagi Kudus tetapi juga bagi wilayah lain yang membutuhkan.
”Pada musim panen terakhir, Kudus masih mencatatkan surplus pangan. Hasil surplus ini cukup untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat Kudus hingga tiga bulan ke depan setelah masa panen,” jelasnya.
Murianews, Kudus – Sebanyak 11 pompa air bantuan pemerintah disalurkan oleh Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus kepada para petani pada Rabu (9/10/2024). Penyaluran tahap terakhir ini dilakukan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Undaan.
Pompa air tersebut diberikan kepada petani di lima kecamatan, yakni Undaan, Kaliwungu, Mejobo, Jati, dan Jekulo.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dispertan Kudus Agus Setiawan menjelaskan, bantuan pompa air tersebut bertujuan untuk memperluas areal tanam di wilayah tersebut.
”Lima kecamatan ini dipilih karena potensinya yang besar dalam pengembangan area pertanian. Kami berharap dengan bantuan pompa air, lahan yang ada bisa dimanfaatkan secara maksimal,” ujarnya kepada Murianews.com.
Agus mengungkapkan, pompa air yang disalurkan bervariasi dalam kapasitas, disesuaikan dengan luas lahan dan ketersediaan sumber air di masing-masing daerah.
”Pompa air yang kami berikan berukuran mulai dari 2 hingga 8 inci. Jika lahannya luas dan membutuhkan cakupan air yang besar, maka pompa yang diberikan juga lebih besar. Ini agar sesuai dengan kebutuhan petani,” tambahnya.
Penggunaan pompa air ini diharapkan dapat membantu petani meningkatkan areal tanam, terutama di daerah yang mengalami kesulitan irigasi. Hal ini dianggap sebagai salah satu langkah strategis untuk mengantisipasi krisis pangan, mengingat saat ini Indonesia tengah menghadapi tantangan dalam impor beras.
”Saat ini kita memang mengalami kesulitan dalam mengimpor beras. Oleh karena itu, kita harus meningkatkan produksi pangan sendiri, salah satunya dengan memaksimalkan penggunaan pompa air di lahan pertanian yang kesulitan air,” ungkap Agus.
Ia berharap dengan meningkatnya produksi pertanian di Kabupaten Kudus, stok pangan yang mencukupi bisa tetap terjaga.
Menurutnya, meskipun saat ini Kudus masih berada dalam posisi surplus pangan, upaya perluasan area tanam terus dilakukan untuk memastikan ketersediaan pangan, tidak hanya bagi Kudus tetapi juga bagi wilayah lain yang membutuhkan.
”Pada musim panen terakhir, Kudus masih mencatatkan surplus pangan. Hasil surplus ini cukup untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat Kudus hingga tiga bulan ke depan setelah masa panen,” jelasnya.
Editor: Cholis Anwar
