Subkoor Destinasi Wisata M Aflah mengatakan, desa yang didampingi itu diupayakan menembus jajaran desa wisata terbaik di kancah nasional. Keempat desa itu yakni Desa Japan, Menawan, Kaliwungu, dan Kesambi.
’’Pendampingan dilakukan dua bulan, Oktober dan November 2024 ini,’’ katanya kepada Murianews.com, Senin (21/10/2024).
Ia mengungkapkan, pendampingan difokuskan pada peningkatan indikator yang telah ditentukan dalam regulasi desa wisata. Ada sebanyak 24 indikator dalam regulasi itu.
Aflah mengatakan, pertama-tama tim pendampingan akan melakukan sosialisasi pemetaan potensi desa. Pihak desa wisata diajak untuk melihat lebih dalam mengenai potensi di desanya.
’’Kemudian, penguatan kelembagaan agar berjalan dengan baik. Penegasan atas dukungan penuh dari seluruh elemen yang ada penting bagi berjalannya desa wisata,’’ ujarnya.
Murianews, Kudus – Empat desa wisata di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mendapatkan pendampingan dari Desa Wisata Institute (DWI). Dengan pendampingan itu, empat desa wisata itu dapat naik kelas.
Subkoor Destinasi Wisata M Aflah mengatakan, desa yang didampingi itu diupayakan menembus jajaran desa wisata terbaik di kancah nasional. Keempat desa itu yakni Desa Japan, Menawan, Kaliwungu, dan Kesambi.
’’Pendampingan dilakukan dua bulan, Oktober dan November 2024 ini,’’ katanya kepada Murianews.com, Senin (21/10/2024).
Ia mengungkapkan, pendampingan difokuskan pada peningkatan indikator yang telah ditentukan dalam regulasi desa wisata. Ada sebanyak 24 indikator dalam regulasi itu.
Aflah mengatakan, pertama-tama tim pendampingan akan melakukan sosialisasi pemetaan potensi desa. Pihak desa wisata diajak untuk melihat lebih dalam mengenai potensi di desanya.
’’Kemudian, penguatan kelembagaan agar berjalan dengan baik. Penegasan atas dukungan penuh dari seluruh elemen yang ada penting bagi berjalannya desa wisata,’’ ujarnya.
Lalu, DWI juga akan memberikan pelatihan digital marketing. Pelatihan ini sangat diperlukan guna pengembangan desa wisata hari ini.
Selain itu, ia menyampaikan, konsultan DWI akan membekali pengelola desa wisata, seperti penyusunan paket wisata. Ini memang menjadi perhatian untuk mengangkat daya tawar setiap desa wisata.
’’Penyusunan paket wisata harus dimulai karena ini akan berpengaruh pada ketertarikan pengunjung. Setelah ini selesai disusun maka bisa dipromosikan,” jelasnya.
Ia berharap, desa wisata yang didampingi ini bisa naik kelas. Dari yang semula desa wisata rintisan menjadi desa wisata berkembang.
Aflah menambahkan, sebelum mendampingi Kudus, DWI juga sudah mendampingi beberapa desa wisata di seluruh Indonesia. Termasik dua desa wisata di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
’’Sebelumnya mereka mendampingi desa wisata Bangoan dan Sambungrejo (Kabupeten Blora). Keduanya pernah masuk ke 50 besar ADWI,’’ sebutnya.
Editor: Zulkifli Fahmi
