Sementara paslon nomor urut 1, Vivit Dinarini Atnasari-Zaimul Umam Nursalim (Vivit-Gus Umam) juga menyoroti pentingnya pengelolaan sampah berbasis desa.
Gus Umam mengatakan, Kabupaten Rembang harus serius dalam menangani masalah ini agar bisa meraih penghargaan Adipura di masa depan.
”Kami akan mendirikan bank sampah di setiap desa dan menambah armada pengangkut di setiap kecamatan, minimal lima hingga tujuh armada untuk menjangkau desa-desa,” ujar Gus Umam.
Di sisi lain, Vivit menyoroti pentingnya pengolahan sampah anorganik agar lebih ramah lingkungan.
”Pengolahan sampah anorganik akan dioptimalkan dengan memanfaatkan anggaran dari pemerintah pusat,” katanya.
Murianews, Rembang – Pengelolaan sampah menjadi salah satu isu utama yang disoroti pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Rembang dalam debat publik Pilkada Rembang 2024, Selasa (12/11/2024).
Masing-masing paslon menawarkan kebijakan dan langkah konkret untuk mengatasi permasalahan sampah yang selama ini menjadi tantangan besar di kabupaten tersebut.
Paslon nomor urut 2, Harno-Hanies Cholil Barro (Harmonis) menegaskan pentingnya pengelolaan sampah yang lebih modern dan terintegrasi.
Hanies mengungkapkan bahwa partisipasi masyarakat menjadi kunci utama dalam menangani masalah ini.
”Kami akan mengajak masyarakat untuk lebih peduli pada masalah sampah dan meningkatkan kesadaran mereka,” ujarnya.
Selain itu, pemaksimalan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan bank sampah juga menjadi salah satu strategi pasangan ini.
Harno menambahkan, perlunya modernisasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang dikelola secara modern dan maksimal.
”Kami akan menyediakan mesin modern di TPA dan menambah armada pengangkut sampah karena saat ini armada yang ada masih kurang,” jelas Harno.
Penambahan mesin Refuse-Derived Fuel (RDF) juga menjadi prioritas untuk pengolahan sampah di wilayah timur Rembang, seperti Sedan, agar pengelolaan sampah lebih merata.
Sementara paslon nomor urut 1, Vivit Dinarini Atnasari-Zaimul Umam Nursalim (Vivit-Gus Umam) juga menyoroti pentingnya pengelolaan sampah berbasis desa.
Gus Umam mengatakan, Kabupaten Rembang harus serius dalam menangani masalah ini agar bisa meraih penghargaan Adipura di masa depan.
”Kami akan mendirikan bank sampah di setiap desa dan menambah armada pengangkut di setiap kecamatan, minimal lima hingga tujuh armada untuk menjangkau desa-desa,” ujar Gus Umam.
Di sisi lain, Vivit menyoroti pentingnya pengolahan sampah anorganik agar lebih ramah lingkungan.
”Pengolahan sampah anorganik akan dioptimalkan dengan memanfaatkan anggaran dari pemerintah pusat,” katanya.
Editor: Cholis Anwar