Harga Cabai Anjlok, Dispertan Kudus Sebut Bagian dari Dinamika Pasar
Muhamad Fatkhul Huda
Senin, 25 November 2024 18:09:00
Murianews, Kudus – Harga cabai merah petani di Kudus, Jawa Tengah mengalami penurunan drastis. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus (Dispertan Kudus)menilai hal itu bagian dari dinamika harga di pasaran.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dispertan Kudus, Agus Setiawan mengatakan, harga cabai anjlok karena sedang musim panen raya. Stok cabai di pasaran melipah sehingga harganya turun.
”Sebenarnya petani sudah tahu kalau panen raya pasti akan turun harganya. Tapi kita tidak bisa melarang mereka menanam,” katanya kepada Murianews.com, Senin (25/11/2024).
Ia menyatakan, untuk saat ini tentu petani mengalami kerugian karena harganya hanya Rp 10 ribu per kilogram. Sedangkan untuk mencapai break even poin (BEP) harga cabai dari petani minimal harus Rp 20 ribu per kilogram.
Apabila harganya di bawah itu maka sudah dipastikan petani rugi. Namun, jika melebihi maka petani mendapat selisih keuntungan.
”Dinamika ini harus diperhatikan, harus dipahami. Sebenarnya memang untuk mengendalikan harga di pasaran sangatlah susah. Akan tetapi, kami dari Dispertan Kudus tidak tinggal diam dalam menghadapi situasi ini,” ujarnya.
Dispertan Kudus...
Agus mengatakan, Dispertan Kudus akan berusaha melakukan pelatihan-pelatihan pada kelompok petani cabai. Pelatihan itu meliputi cara menbuat produk olahan cabai seperti, pengolahan cabai kering atau produk lainnya.
Namun, pelatihan itu tidak bisa instan bisa langsung menghasilkan. Perlu ada proses panjang yang dilalui hingga mendapatkan manfaat dari ilmu yang didapatkan.
”Pelatihannya baru mulai tahun ini di dua kelompok di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo, Kudus. Masih perlu waktu tidak serta merta dalam waktu satu dua tahun bisa memaksimalkannya,” terangnya.
Pelatihan itu diharapkan bisa menjadi alternatif bagi petani jika menghadapi situasi seperti saat ini. Mereka tidak hanya mengandalkan hasil panen langsung dijual tapi bisa mengolahnya dulu.
Diketahui, harga jual cabai dari petani saat ini hanya diangka Rp 6-10 ribu per kilogram. Artinya sudah sangat jauh dari angka BEP yang yang diperkirakan.
Editor: Budi Santoso



