Murianews, Kudus – Bantuan puso tahap dua bagi petani di Kudus, Jawa Tengah telah cair. Para petani yang mengalami gagal panen mendapatkan bantuan dari Pemerintah Pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Kepala Bidang Rehabilitasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, Syarif Hidayah mengutarakan, bantuan puso ini disalurkan untuk melengkapi sisa di tahap pertama.

”Langkah terakhir karena sebelumnya sudah disalurkan di tahap pertama ini hanya sisanya,” katanya kepada Murianews.com, Selasa (24/12/2024).

Ia menyatakan, penyaluran bantuan tidak sesuai yang direncanakan sebelumnya. Sebab harus melakukan klarifikasi data luasan lahan dan banyaknya penerima.

Hal itu untuk mempertegas kebenaran data penerima bantuan. Sehingga tidak terjadi kesalahan yang fatal.

”Dalam hal ini datanya jelas dari Dispertan Kudus, mereka yang melakukan validasi, kemarin sempat ada revisi data luas lahan. Dalam mencairkan ini ada juknis yang harus dipenuhi juga tidak bisa asal. Kami mencoba sesuai prosedur,” jelasnya.

Ia mengutarakan, proses pendistribusian bantuan ini berbeda dengan sebelumnya. Kali ini pendistribusian langsung ke setiap desa-desa mulai Selasa-Senin (24-30/12/2024).

Per Hektare dapat Rp 8 Juta...

Pada tahap dua ini disalurkan untuk 5.082 petani dengan jumlah total lahannya 3.890 hektare. Setiap hektare mendapatkan delapan juta, jumlah keseluruhannya yakni Rp 22,7 miliar.

”Besaran bantuannya masih sama setiap satu hektare Rp 8 juta, setiap petani mendapat jumlah yang berbeda karena punya luas lahan yang berbeda pula,” ungkapnya.

Syarif berharap, adanya bantuan ini dapat digunakan oleh para petani dengan baik. Ia mengingatkan, bantuan ini hanya berlaku untuk keperluan meningkatkan dan mengembangkan produktivitas tanam.

Seperti membayar tukang tanam, membeli pupuk, bibit, dan sebagainya. Bantuan ini tidak boleh digunakan selain keperluan di atas.

”Uangnya hanya bisa untuk membeli alat-alat keperluan produksi tanam tidak untuk yang lain,” tegasnya.

Editor: Supriyadi