Acara yang berlangsung meriah ini berhasil menjadi sarana untuk mempererat ukhuwah Islamiyah sekaligus memperkuat identitas budaya Kudus sebagai kota religius.
Murianews,Kudus – Dalam rangka memeriahkan perayaan Tasis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus ke-490, sebuah parade hadrah digelar dengan penuh semarak pada Selasa (14/1/2025).
Acara yang berlangsung di panggung gedung Menara Kudus ini menghadirkan 19 grup hadrah.
Koordinator acara Arik Ashfa mengatakan, grup hadrah itu berasal dari berbagai kecamatan di Kabupaten Kudus. Para peserta meliputi perwakilan dari sembilan kecamatan, baik dari hadrah sekolah, universitas, maupun masyarakat umum.
”Ada dari MA Banat, Qudsiyah, IAIN Kudus, Desa Cendono di Kecamatan Dawe, Desa Gondosari dan sebagainya. Sebetulnya banyak grup hadrah yang ingin perform, tetapi karena keterbatasan kuota, jadi tidak bisa ikut,” ungkapnya kepada Murianews.com, Selasa (14/1/2025).
Ia mengatakan, panitia hanya menampung 19 grup hadrah saja. Hal itu mengacu pada 19 Rajab yang merupakan tanggal berdirinya Masjid Al-Aqsha Menara Kudus.
Lebih lanjut, Arik mengungkapkan, tujuan utama dari penyelenggaraan parade ini untuk menumbuhkan dan menjaga kecintaan masyarakat, terutama generasi muda, terhadap selawat.
”Kami berharap melalui kegiatan ini, nuansa cinta selawat dapat terus bergelora di hati masyarakat Kudus, khususnya anak-anak muda. Mereka adalah generasi penerus yang akan melestarikan tradisi ini di masa depan,” tambahnya.
Setiap grup menampilkan kebolehannya dalam memainkan alat musik hadrah sambil melantunkan selawat dengan penuh penghayatan. Penampilan mereka berhasil memikat hati para penonton yang memadati area acara.
Mempererat Ukhuwah Islamiyah...
Arik mengutarakan, setiap grup hadrah diberikan waktu 12 menit untuk tampil di atas panggung. Hal itu diberlakukan karena terbatasnya waktu pelaksanaan yang dimulai pukul 19.30 dan berakhir 24.00 WIB.
Acara yang berlangsung meriah ini berhasil menjadi sarana untuk mempererat ukhuwah Islamiyah sekaligus memperkuat identitas budaya Kudus sebagai kota religius.
Editor: Dani Agus
