Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus telah memetakan risiko perubahan iklim yang diperkirakan berdampak pada sektor pertanian selama Januari hingga Maret 2025.

Berbagai langkah mitigasi dirancang untuk meminimalisir kerusakan tanaman akibat kondisi cuaca ekstrem.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dispertan Kudus, Agus Setiawan mengatakan, langkah utama dalam mitigasi adalah mengantisipasi potensi banjir di lahan pertanian. Salah satu cara efektif adalah memaksimalkan fungsi jaringan irigasi yang ada.

”Normalisasi saluran irigasi perlu dilakukan secara rutin dengan melibatkan kelompok tani dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Hal ini penting untuk memastikan saluran tetap bersih dan mampu mengalirkan air dengan baik,” ujarnya, Rabu (15/1/2025).

Agus menambahkan, petani perlu rutin mengangkut jerami dari lahan pertanian untuk mencegah penyumbatan aliran air.

Selain itu, penggunaan pupuk organik sangat dianjurkan untuk meningkatkan kadar organik tanah, sehingga tanah memiliki kemampuan lebih baik dalam menyerap air permukaan.

”Penggunaan pupuk organik tidak hanya membantu tanah lebih subur tetapi juga meningkatkan daya serap terhadap air, yang dapat mencegah genangan atau banjir di lahan pertanian,” terangnya.

Dispertan juga menggalakkan sekolah lapang sebagai wadah bagi petani untuk belajar dan berbagi pengalaman. Sekolah lapang diharapkan dapat meningkatkan wawasan petani dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

Perlu pengawasan...

Pengawasan terhadap tanaman dan pergerakan hama menjadi perhatian penting. Agus menyarankan petani untuk tidak menggunakan pestisida secara berlebihan, menjaga keseimbangan penggunaan pupuk, serta melakukan pengolahan tanah dengan baik.

”Pelestarian ekosistem bisa menciptakan musuh alami hama sehingga petani tidak perlu bergantung sepenuhnya pada pestisida. Ini cara yang lebih ramah lingkungan dan efektif,” tambahnya.

Agus juga menekankan pentingnya pengelolaan saluran irigasi, penyaluran debit air, dan pemaksimalan peran P3A. Optimalisasi bantuan seperti pompa air dan pembuatan sumur dangkal dapat membantu petani menghadapi bencana, terutama banjir.

Selain itu, Dispertan mendorong petani untuk bergabung dalam program asuransi usaha tani padi. Program ini dirancang untuk memberikan perlindungan finansial jika terjadi kerusakan akibat bencana atau faktor lainnya.

”Kami ingin memastikan petani memiliki jaring pengaman dalam menghadapi risiko tak terduga. Asuransi usaha tani padi adalah salah satu bentuk kepedulian kami,” pungkas Agus.

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler