Salah seorang petugas kebersihan sampah, Arifin mengatakan, aksi dilakukan untuk meminta jawaban pasti dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus terkait persoalan sampah.
”Kami di sini berjuang untuk meminta kepastian bukan hanya mendengar kata-kata sabar dan sabar,” ujarnya saat orasi.
Mereka sudah geram karena setelah sekian lama persoalan ini tidak kunjung selesai. Dampaknya, para petugas kebersihan tidak dapat bekerja sehingga tak mendapatkan penghasilan.
”Kami menanti jawaban yang pasti dari Pemerintah Kabupaten Kudus, kami sudah tidak bisa bekerja, tidak mempunyai penghasilan. Kalau tidak sampah ini akan kami buang di depan Pendapa Kudus,” terangnya.
Mereka meminta agar para pejabat segera menindaklanjuti perkara ini. Para demonstran tidak mau Kudus menjadi kota sampah.
Murianews, Kudus – Paguyuban petugas kebersihan pengangkut sampah di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menggelar demonstrasi. Aksi ini dilakukan pada Sabtu (25/1/2025) pagi di depan Pendapa Kabupaten Kudus.
Salah seorang petugas kebersihan sampah, Arifin mengatakan, aksi dilakukan untuk meminta jawaban pasti dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus terkait persoalan sampah.
”Kami di sini berjuang untuk meminta kepastian bukan hanya mendengar kata-kata sabar dan sabar,” ujarnya saat orasi.
Demonstran mengancam akan membuang sampah di depan pendapa Kabupaten Kudus apabila Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjungrejo tidak segera dibuka.
Mereka sudah geram karena setelah sekian lama persoalan ini tidak kunjung selesai. Dampaknya, para petugas kebersihan tidak dapat bekerja sehingga tak mendapatkan penghasilan.
”Kami menanti jawaban yang pasti dari Pemerintah Kabupaten Kudus, kami sudah tidak bisa bekerja, tidak mempunyai penghasilan. Kalau tidak sampah ini akan kami buang di depan Pendapa Kudus,” terangnya.
Mereka meminta agar para pejabat segera menindaklanjuti perkara ini. Para demonstran tidak mau Kudus menjadi kota sampah.
Bisa Memberikan Solusi...
Massa aksi menyatakan, Pemkab Kudus harus bisa menyeleksi pejabat yang lebih kompeten dalam mengelola sampah.
”Bapak-ibu di depan pasti merasa resah karena sampah menumpuk. Maka dari itu, pejabat yang mengelola sampah harus kompeten. Bukannya bekerja untuk sampah tapi malah jadi sampah,” tegasnya.
Aksi ini diikuti oleh seluruh petugas sampah di Kudus. Mereka datang ke Pendapa Kudus dengan kendaraan pengangkut sampah yang setiap harinya mereka gunakan bekerja.
Paling tidak sekitar 50 kendaraan pengangkut sampah diparkirkan di sana. Para petugas melakukan orasi untuk memyampaikan keluh kesah mereka.
Mereka juga berdoa agar para pemangku kebijakan dibukakan hatinya sehingga bisa memberikan solusi atas persoalan ini.
”Kalau saya yang hanya lulusan SD saja malu jika tidak bisa bekerja meminta bayaran. Harusnya para pejabat yang memiliki pendidikan tinggi juga malu kalau tidak bisa bekerja tapi terus dibayar,” ujarnya.
Editor: Dani Agus