Kamis, 20 November 2025

Murianews, Kudus – Duta Wisata Kudus, Najla Fatin Ulayya, menyoroti masih banyaknya pekerjaan rumah dalam mengembangkan sektor pariwisata di Kota Kretek.

Menurutnya, banyak potensi wisata di daerah ini yang belum tergarap secara optimal, terutama di desa-desa yang menyimpan kekayaan alam dan budaya yang unik.

Najla mengungkapkan, beberapa sektor wisata di Kudus, seperti potensi pertanian lokal, masih belum sepenuhnya diangkat.

”Kita memiliki banyak komoditas unggulan di desa-desa, seperti alpukat, madu, dan parijoto. Namun, kita yang juga memiliki keterbatasan belum bisa menggarap potensi ini secara maksimal sebagai daya tarik wisata,” ujarnya kepada Murianews.com, Sabtu (15/2/2025).

Selain itu, wisata alam seperti Embung  Balong di Desa Kesambi juga belum dipromosikan secara optimal untuk menarik lebih banyak wisatawan.

Dalam sektor ekonomi kreatif, seni kriya di Kudus sebenarnya terus berkembang, namun persebarannya belum merata.

Beberapa produk unggulan, seperti ecoprint, sudah mulai diproduksi oleh masyarakat, tetapi memang belum banyak yang benar-benar mempromosikannya.

Najla juga memberikan pandangannya terkait kebijakan pemerintah yang mewajibkan aparatur sipil negara (ASN) untuk mengenakan pakaian adat Kudus.

Butuh perhatian...

Ia menyambut baik kebijakan tersebut, tetapi menekankan pentingnya perhatian pemerintah terhadap para produsen pakaian adat.

”Kalau aturan ini diberlakukan, harus ada dukungan nyata bagi produsen lokal. Saat ini, belum banyak yang memproduksi pakaian adat Kudus dalam jumlah besar,” jelasnya.

Ia juga berpesan kepada generasi penerus Duta Wisata Kudus agar lebih kreatif dalam menggali potensi daerah. Sehingga mampu mengembangkan dan memberdayakan masyarakat melalui kebudayaan lokal yang dimiliki.

”Selain itu, kita juga harus selalu peka terhadap perkembangan zaman agar wisata Kudus semakin maju dan dikenal luas,” pungkasnya.

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler