Jelang Lebaran Pasar Kliwon Sepi Penjualan, Tenyata Gegara Ini
Muhamad Fatkhul Huda
Rabu, 12 Maret 2025 17:28:00
Murianews, Kudus – Menjelang bulan suci Ramadan hingga Lebaran, aktivitas di Pasar Kliwon, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah biasanya meningkat seiring dengan tingginya permintaan pakaian baru. Namun, tahun ini, para pedagang mengaku kondisi masih sepi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Sri Utami, pemilik Toko Oethamie, menyebutkan bahwa penjualan masih berjalan seperti biasa tanpa lonjakan signifikan. Namun para pedagang Pasar Kliwon masih optimis ada peningkatan.
”Mungkin ramainya nanti menjelang Tunjangan Hari Raya (THR) keluar, sekitar H-7 Lebaran. Saat itu, pembeli mulai berdatangan dalam jumlah lebih banyak,” ujarnya kepada Murianews.com, Rabu (12/3/2025).
Di tokonya, produk yang paling diminati adalah kemeja dan celana, baik untuk kebutuhan pribadi maupun dijual kembali. Dari segi harga, kemeja menjadi item terlaris dengan rentang harga Rp 85 ribu hingga Rp 350 ribu per potong.
Ia mengaku, dibandingkan dengan hari biasa, penjualan meningkat lebih dari 50 persen, meski belum bisa dibilang benar-benar ramai. Sementara itu, seorang pedagang Pasar Kliwon lain, yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa kondisi penjualan setiap tahun terus menurun.
”Dibilang sepi, ya tetap ada pembeli. Barang yang datang selalu habis, tapi jumlahnya tidak seperti dulu. Sekarang lebih sedikit. Dulu seminggu bisa ambil 20 karung, sekarang cuma 2 sampai 3 karung saja,” katanya.
Menurutnya, salah satu penyebab utama penurunan penjualan adalah maraknya penjualan online. Sehingga banyak yang tidak ke pasar karena sudah membeli secara online.
Sistem Online...
Ia mengaku tidak berjualan online karena harus menambah pengeluaran untuk membiayai pekerja lagi. Sehingga hanya bisa pasrah dengan perubahan yang terjadi.
“Orang lihat postingan di internet, jadi mereka lebih tertarik beli online daripada datang langsung ke pasar. Terus kemarin ada yang bilang kalau pelayanan di Pasar Kliwon tidak ramah, tapi itu kan tidak semua begitu,” jelasnya.
Ia yang memiliki toko khusus pakaian wanita ini menambahkan bahwa stok barang yang didatangkan dari pemasok juga mengalami penurunan drastis. Harga pakaian di tokonya rata-rata di atas Rp 100 ribu, dan ia tetap berusaha menarik pelanggan dengan berbagai pilihan model yang mengikuti tren.
Namun, persaingan dengan platform digital membuat pedagang tradisional seperti dirinya semakin sulit mempertahankan omzet.
Dengan kondisi ini, para pedagang di Pasar Kliwon berharap situasi bisa lebih baik menjelang puncak belanja Lebaran agar mereka tetap bisa bertahan di tengah tantangan zaman.
Editor: Budi Santoso



