Acara ini menjadi salah satu agenda budaya tahunan usai lebaran yang telah dilaksanakan secara turun-temurun sebagai wujud syukur sekaligus pelestarian warisan leluhur.
Kirab dimulai dari Masjid Al Hikmah di Dukuh Jambean, di mana gunungan ketupat dan lepet diarak oleh warga menuju lokasi Sendang Jodo.
Prosesi ini menjadi simbol kebersamaan, doa, dan harapan masyarakat agar terus diberi berkah dan kemudahan dalam hidup.
”Sendang Jodo bukan sekadar tempat, tapi simbol kepercayaan masyarakat. Mitosnya, tempat ini adalah lokasi mandi para bidadari, dan siapa pun yang datang dengan niat baik dipercaya akan dimudahkan jodohnya atau diberi awet muda,” ujarnya.
Selain kirab gunungan ketupat, acara ini juga dimeriahkan dengan penampilan teatrikal drama rakyat Ande-Ande Lumut yang menggambarkan kisah pencarian jodoh.
Teater ini menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi generasi muda agar terus mengenal dan mencintai budaya lokal.
Murianews, Kudus – Gebyar Syawalan Sendang Jodo kembali digelar oleh masyarakat Desa Purworejo, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada Senin (7/4/2025).
Acara ini menjadi salah satu agenda budaya tahunan usai lebaran yang telah dilaksanakan secara turun-temurun sebagai wujud syukur sekaligus pelestarian warisan leluhur.
Kirab dimulai dari Masjid Al Hikmah di Dukuh Jambean, di mana gunungan ketupat dan lepet diarak oleh warga menuju lokasi Sendang Jodo.
Prosesi ini menjadi simbol kebersamaan, doa, dan harapan masyarakat agar terus diberi berkah dan kemudahan dalam hidup.
Kepala Desa Purworejo, Noor Chamid, menyampaikan bahwa kirab ini merupakan bagian dari kekayaan budaya lokal yang patut dijaga.
”Sendang Jodo bukan sekadar tempat, tapi simbol kepercayaan masyarakat. Mitosnya, tempat ini adalah lokasi mandi para bidadari, dan siapa pun yang datang dengan niat baik dipercaya akan dimudahkan jodohnya atau diberi awet muda,” ujarnya.
Selain kirab gunungan ketupat, acara ini juga dimeriahkan dengan penampilan teatrikal drama rakyat Ande-Ande Lumut yang menggambarkan kisah pencarian jodoh.
Teater ini menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi generasi muda agar terus mengenal dan mencintai budaya lokal.
Gebyar UMKM...
Uniknya, beberapa warga juga terlihat memancing di kolam di area sendang sebagai bagian rangkaian acara. Kegiatan ini menciptakan suasana santai dan akrab antarwarga.
Tak ketinggalan, puluhan pelaku UMKM lokal turut meramaikan acara dengan menjajakan aneka kuliner khas Kudus dan kerajinan tangan.
”Kami ingin acara ini tidak hanya jadi pelestarian budaya, tapi juga penggerak ekonomi masyarakat,” tambah.
Ia berharap kegiatan seperti ini terus dilestarikan sebagai identitas desa sekaligus sarana mempererat tali silaturahmi antarwarga.
”Tradisi ini bukan hanya milik kami, tapi juga warisan untuk anak cucu agar tetap mencintai budaya dan alam sekitar,” tutupnya.
Editor: Supriyadi