Menurut Harry, seluruh proyek ini memiliki peran penting dalam menjaga kelangsungan aliran irigasi yang menjadi tulang punggung sektor pertanian di Kudus.
Ia menegaskan bahwa kondisi beberapa saluran dan tanggul sudah memerlukan rehabilitasi karena kerusakan fisik dan usia konstruksi yang sudah tua.
”Harapannya proyek-proyek ini bisa meningkatkan efisiensi pengairan sawah dan memperkuat ketahanan pangan lokal. Ini juga bentuk kesiapan kami menghadapi 2026, di mana fokus pembangunan akan lebih banyak diarahkan ke sistem irigasi,” pungkasnya.
Murianews, Kudus – Pemkab Kudus, Jawa Tengah, mulai mengalihkan fokus pembangunan infrastruktur ke sektor irigasi sebagai bagian dari penyesuaian terhadap arah kebijakan nasional dan provinsi.
Tahun 2025 ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang atau Dinas PUPR Kudus menggarap enam proyek talud yang tersebar di beberapa wilayah, sebagai langkah awal memperkuat sistem pengairan pertanian.
Plt Kepala Dinas PUPR Kudus Harry Wibowo menjelaskan, pembangunan infrastruktur irigasi menjadi prioritas seiring dengan arah program Presiden dan Gubernur yang mendorong ketahanan pangan. Oleh karena itu, mulai tahun ini sektor irigasi akan diperbaiki secara bertahap.
”Tahun ini kami menyesuaikan dengan program pusat dan provinsi. Fokusnya ke irigasi, untuk mendukung sektor pertanian. Ini juga tahun terakhir untuk Bantuan Keuangan Gubernur (Bangub) yang mendanai infrastruktur, kecuali untuk proyek Ketapang,” ujar Harry, Selasa (7/5/2025).
Adapun enam proyek talud yang akan dikerjakan tahun ini antara lain, Pembangunan talud di Desa Dadap senilai Rp 440 juta, pembangunan talud di Jembertati Gamong sebesar Rp 585 juta, rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) Ploso Kanan sebesar Rp 663 juta.
Kemudian rehabilitasi DI Ploso Kiri senilai Rp 520 juta, rehabilitasi DI Kedunggupit dengan anggaran Rp 442 juta, pembangunan talud di Desa Nolo senilai Rp 1 miliar, yang didanai dari Bangub.
Peran penting...
Menurut Harry, seluruh proyek ini memiliki peran penting dalam menjaga kelangsungan aliran irigasi yang menjadi tulang punggung sektor pertanian di Kudus.
Ia menegaskan bahwa kondisi beberapa saluran dan tanggul sudah memerlukan rehabilitasi karena kerusakan fisik dan usia konstruksi yang sudah tua.
”Harapannya proyek-proyek ini bisa meningkatkan efisiensi pengairan sawah dan memperkuat ketahanan pangan lokal. Ini juga bentuk kesiapan kami menghadapi 2026, di mana fokus pembangunan akan lebih banyak diarahkan ke sistem irigasi,” pungkasnya.
Editor: Anggara Jiwandhana