Petani Kopi Japan Kudus Optimis Capai Panen 400 Ton
Muhamad Fatkhul Huda
Senin, 12 Mei 2025 16:49:00
Murianews, Kudus – Petani kopi Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah optimis mencapai target produksi sekitar 300 hingga 400 ton pada tahun ini.
Optimisme itu diungkapkan Ketua Desa Wisata Japan, Muttohar. Ia mengatakan, optimisme itu tak lepas dari kondisi cuaca yang cukup mendukung.
”Target panen tahun ini diperkirakan bisa mencapai 300 sampai 400 ton. Kalau melihat kondisi pohon dan biji yang ada, kami optimistis bisa tercapai,” ujar Muttohar, Senin (12/5/2025).
Muttohar mengungkapkan, pada tahun lalu, produksi kopi Japan masih belum mencapai target meskipun hasilnya cukup melimpah.
Namun, melihat kondisi saat ini, produksi kopi Japan sudah diangka 200 ton dari total luasan lahan, sekitar 75 hektare dari keseluruhan lahan pertanian desa seluas 317 hektare.
Minat petani sendiri masih terpusat pada jenis robusta karena lebih tahan cuaca dan tidak memerlukan perawatan serta air sebanyak arabika.
Meski begitu, pihaknya masih menyangkan, kopi Muria masih belum banyak dikenal di wilayah Pegunungan Muria maupun nasional.
Serapan Kopi...
Serapan produksinya terhitung satu petani rata-rata baru memproduksi sekitar 70 kilogram kopi siap distribusi.
”Kami juga menghadapi tantangan branding. Banyak kopi dari luar Kudus yang memakai nama kopi Muria, padahal bukan dari sini,” tambahnya.
Untuk menjaga kualitas, sebagian petani sudah mulai menerapkan sistem petik merah. Sekitar 30-40 persen panen sudah dilakukan saat buah benar-benar matang.
Perbedaan harga cukup signifikan. Dengan petik merah, kopi dihargai Rp 70 ribu per kilogram, selisihnya dari biji kopi curah sekitar Rp 25-30 ribu.
Harga kopi saat ini terpantau stabil, apalagi setelah kegagalan panen di Afrika tahun lalu yang menyebabkan harga naik. Meski begitu, peningkatan produksi di Muria masih memerlukan dukungan.
Muttohar berharap kerja sama dengan dinas terkait dapat lebih dimaksimalkan, terutama untuk memfasilitasi pemasaran dan promosi produk kopi Muria ke luar daerah.
”Kami ingin setiap kali kopi dibawa keluar daerah, tetap membawa nama dan citra kopi Muria. Itu penting agar kopi dari Muria punya identitas dan nilai tambah,” pungkasnya.
Editor: Zulkifli Fahmi



