Lahan eks stasiun Kudus ini dinilai sangat strategis karena berada di kawasan pusat kota dengan akses yang mudah dijangkau.
”Kami ingin tempat ini menjadi ikon baru UMKM di Kudus. Selain mendukung pengembangan usaha kecil, juga bisa menjadi destinasi baru bagi warga untuk berbelanja produk lokal,” ujarnya.
Murianews, Kudus – Pemkab Kudus, Jawa Tengah, berencana menyewa lahan eks Stasiun Kereta Api Kudus sebagai pusat kegiatan UMKM Kudus. Harga sewa per meternya untuk lahan eks stasiun Kudus itu pun akhirnya ditentukan.
Penentuan sewa lahan strategis seluas 6.648 meter persegi ini diawali dengan pengukuran lahan eks stasiun Kudus yang dilakukan secara bersama oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kudus, Dinas Perdagangan (Disdag), Dinas Perhubungan (Dishub), dan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI).
Kegiatan ini merupakan tahap awal persiapan kerja sama antara Pemkab Kudus dengan PT KAI selaku pemilik lahan.
Kepala BPKAD Kudus Djati Solechah mengatakan, pengukuran lahan eks stasiun Kudus ini menjadi dasar untuk menentukan skema kerja sama yang akan dijalin.
”Dari hasil pengukuran sementara, luas lahan tercatat 6.648 meter persegi. Tarif sewa yang harus dibayarkan Pemkab Kudus kepada PT KAI sebesar Rp 94.607 per meter persegi per tahun,” jelasnya, Selasa (27/5/2025).
Saat ini, lanjut Djati, pihaknya tengah menyusun rencana kerja sama secara strategis dan administratif untuk diajukan ke PT KAI.
”Kami pastikan seluruh proses berjalan transparan dan sesuai ketentuan. Rencana ini kami godok bersama dinas terkait agar pemanfaatan lahan bisa optimal dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,” terangnya.
Sangat strategis...
Lahan eks stasiun Kudus ini dinilai sangat strategis karena berada di kawasan pusat kota dengan akses yang mudah dijangkau.
Setelah kerja sama disepakati, Pemkab Kudus berencana melakukan revitalisasi besar-besaran agar kawasan ini menjadi pusat UMKM yang representatif dan nyaman bagi masyarakat maupun pelaku usaha.
”Kami ingin tempat ini menjadi ikon baru UMKM di Kudus. Selain mendukung pengembangan usaha kecil, juga bisa menjadi destinasi baru bagi warga untuk berbelanja produk lokal,” ujarnya.
Editor: Anggara Jiwandhana